Ahad 05 Jan 2014 20:20 WIB

PPP: Kenaikan Harga Elpiji yang Mendadak dan Signifikan Kejutkan Rakyat

Gas Elpiji 12 kg
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Gas Elpiji 12 kg

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARETA--Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy mengatakan, kenaikan harga elpiji ukuran 12 kilogram akan menyebabkan migrasi besar-besaran konsumen ke tabung ukuran tiga kilogram.

"Elpiji tabung 12 kilogram sebagai barang non-subsidi adalah sepenuhnya kewenangan Pertamina sebagai korporasi, namun kebijakan kenaikan harga akan menimbulkan migrasi besar-besaran ke ukuran tiga kilogram yang merasa tidak mampu," kata Romahurmuziy dalam pernyataan di Jakarta, Ahad (5[1).

Akibatnya, kata dia, elpiji ukuran tiga kilogram yang biasanya hanya digunakan masyarakat ekonomi lemah akan mengalami kenaikan.

"Kalau migrasi ini secara besar-besaran dan itu pasti akan terjadi kalau keputusan kenaikan elpiji 12 kilogram terus dilakukan maka itu akan menambah signifikan besaran subsidi gas dalam APBN," ujar Romahurmuziy yang kerap disapa Romi.

Dampak ini yang tidak pertimbangkan Pertamina sebelum mengambil putusan soal harga elpiji 12 kilogram. "Terlebih kenaikan signifikan dan mendadak yang mengejutkan banyak pihak termasuk Presiden SBY," katanya.

Pertamina, menurut Romi, juga tidak mempertimbangkan kenaikan harga elpiji tiga kilogram sebagai dampak ikutan dari dimulainya migrasi pengguna gas 12 kilogram.

akibatnya, elpiji ukuran tiga kilogram menjadi langka dan naik harganya. "Bahkan di Indramayu sekarang elpiji tiga kilogram sudah Rp 25 ribu per tabung dari Rp17 ribu per tabung, langka pula barangnya," katanya.

Untuk itu PPP meminta penundaan kenaikan harga elpiji 12 kilogram sampai dengan adanya perhitungan dampak migrasi ke tiga kilogram.

"Kalaupun Pertamina berlindung pada 'unsur kerugian negara' adalah tidak tepat karena Pertamina lima tahun terakhir membukukan keuntungan sebagai korporasi. Bahkan Pertamina mencatatkan laba bersih terbesar dalam sejarah pada 2012 sebesar Rp25,89 triliun.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement