REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Gas elpiji yang disubsidi pemerintah 3 kilogram (kg) ikut naik menjadi Rp18.000 per tabung menyusul pemberlakuan harga baru yang ditetapkan Pertamina untuk elpiji non subsidi 12 kg naik sebesar 68 persen per 1 Januari 2013.
"Kemarin gas 3 kg yang saya beli dari pedagang pengecer harganya jadi Rp18.000 untuk satu tabung, padahal biasanya paling tinggi hanya Rp14.000 per tabung," ujar Sadan (30), di Pekanbaru, Sabtu.
Sadan merupakan salah satu penjual sarapan yang berjualan di sekitar Jalan Soebrantas, Panam, Pekanbaru, dan menghabiskan gas elpiji 3 kg paling lama tiga hari.
Menurutnya, kenaikan sekitar 29 persen elpiji 3 kg sebagai dampak dari naiknya elpiji 12 kg sebesar 68 persen atau Pertamina menjual dengan harga Rp127.000 per tabung kepada masyarakat melalui agen.
Seperti diketahui, Pertamina hanya memberi izin terhadap dua Stasiun Pengisian Pengangkutan Elpiji Khusus (SPPEK) di Riau yakni di Kota Dumai oleh PT Maju Jaya dan Pekanbaru dilayani PT Sinar Mandiri dengan jumlah penyalur gas elpiji 12 kg hanya 19 agen.
"Penjual gasnya bilang, akibat naiknya elpiji 12 kg. Jadi yang 3 kg diburu oleh para pembeli sejak tanggal 1 Januari lalu, sehingga harga jualnya menjadi naik," katanya.
"Mau tidak mau, kita terpaksa membeli juga. Karena kita butuh, walau dengan harga yang mahal dan terpenting gas 3 kg tetap ada di pasaran," ucap Sadan.
Bakri (60), salah seorang warga di Pekanbaru dan pengguna gas elpiji 3 kg mengaku, kenaikan harga elpiji dilakukan pedagang pengecer secara bertahap.
"Mulanya harga jual Rp14.000 per tabung. Kemudian beberapa hari menjelang pergantian tahun harganya dinaikan jadi Rp15.000, lalu Rp15.500 sampai dengan kini Rp18.000 per tabung," katanya.