REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman meminta Pertamina meninjau kembali kenaikan harga gas elpiji tabung 12 kg. Dia mengingatkan, kenaikan harga elpiji 12 kg dapat menimbulkan keresahan.
''Ingat, tahun 2014 ini merupakan tahun politik dimana pada tahun ini akan dilaksanakan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Jangan menimbulkan keresahan dalam tahun seperti ini,'' jelasnya, usai menghadiri acara seminar kebangsaan di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Sabtu (4/12).
Dia mengakui, gas elpiji tabung 12 kg memang hanya digunakan kalangan rumah tangga tertentu yang relatif cukup mampu secara ekonomi. Namun dia menyatakan, bila selisih harga elpiji tabung 3 kg cukup tinggi, maka hal ini akan memicu gelombang migrasi yang berujung pada kelangkaan elpiji 3 kg.
''Kalau elpiji 3 kg akhirnya mengalami kelangkaan, maka yang kesulitan adalah masyarakat bawah. Ini jelas bisa menimbulkan kerawanan,'' katanya.
Menurutnya, migrasi besar-besaran rumah tangga yang tadinya menggunakan elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg tidak akan bisa dihindari, karena kenaikan harga tersebut menyebabkan selisih harga menjadi sangat tinggi.
Setelah ada kenaikan, harga elpiji 12 kg yang tadinya Rp 80 ribu menjadi Rp 120 ribu per kg. Sementara dengan harga elpiji 3 kg sebesar Rp 13.500, maka bila masyarakat membeli 4 tabung sekaligus sehingga menjadi 12 kg, mereka hanya akan mengeluarkan uang Rp 54.000.
''Dengan selisih sebanyak ini, wajar saja kalau masyarakat lebih memilih membeli tabung 3 kg. Meski pun untuk itu harus lebih repot, karena penggantian tabung menjadi lebih sering,'' katanya.