REPUBLIKA.CO.ID,PURWOKERTO--Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Irman Gusman mengaku optimistis dapat lolos dalam Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat.
"Prinsipnya optimistis. Tapi yang paling pokok, konvensi ini adalah memberikan kesempatan kepada anak bangsa, siapa pun mereka, baik yang ada di partai maupun nonpartai politik untuk ikut partisipasi, itu yang paling penting," katanya, di Purwokerto, Sabtu siang.
Irman mengatakan hal itu kepada wartawan usai menghadiri acara Dialog Kebangsaan di Auditorium Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa konvensi digelar dalam rangka mendorong demokratisasi di tubuh partai politik supaya jangan oligarki."Ini yang paling pokok, pendidikan politik bagi masyarakat," katanya.
Irman mengakui berdasarkan sejumlah survei, dia masuk tiga besar di antara para peserta konvensi capres Partai Demokrat.
Kendati demikian, dia mengaku seluruh peserta konvensi merupakan lawan-lawan yang berat."Semuanya berat. Itu baru survei yang sekarang, nanti bisa berubah lagi," katanya.
Ia mengharapkan kegiatan debat publik yang akan digelar di beberapa kota besar, dapat menjadikan konvensi semakin semarak.
Disinggung mengenai kemungkinan hasil Pemilu Legislatif 2014 mengakibatkan Partai Demokrat tidak bisa mengajukan calon presiden sendiri, Irman mengatakan bahwa hal itu akan diserahkan kepada Komite Konvensi dan Majelis Tinggi.
"Buat saya, apapun hasilnya dan bentuknya, tidak masalah, yang paling penting, dibukanya ruang bagi anak bangsa untuk berpartisipasi, bisa menyampaikan gagasannya, sehingga dengan itu (konvensi, red.), masyarakat bisa banyak pilihan, itu yang paling pokok dulu," katanya.
"Jadi soal apakah Partai Demokrat tidak mencukupi, kemudian berkoalisi, nanti bentuk koalisinya bagaimana, kita serahkan saja ke Komite Konvensi dan Majelis Tinggi supaya mencari putra terbaik di antara yang ada ini supaya bisa dikoalisikan dengan siapa," kata dia menegaskan.
Bahkan, kata dia, yang paling penting adalah demokrasi dapat berjalan dengan baik, jangan ada kekacauan atau persoalan di tengah jalan.
"Kita harus membiasakan demokrasi sebagai sebuah hal yang berlangsung secara alamiah. Kita harus letakkan dasar-dasar demokrasi yang baik, Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) sudah meletakkan itu," katanya.