REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kenaikan harga gas elpiji nonsubsidi 12 kilogram (kg) membuat pelaku usaha di Palembang kaget dan resah.
Harga gas elpiji 12 kg di agen dijual dengan harga Rp 132.000/tabung atau mengalam kenaikan sampai Rp50.000/ tabung dari harga sebelumnya yang bisa dijual Rp 82.000/tabung.
Beberapa pelaku usaha seperti pemilik rumah makan dan atau warung pempek mengaku kenaikan tersebut cukup besar. Seorang pemilik warung di kawasan Bukit Besar, Anwar mengaku sempat kaget saat dia membeli gas di agen yang terletak di Jl. Kapten A Rivai, Kamis (2/1).
“Saya sudah tahu harga gas 12 kg akan naik, tapi tidak menduga naik sampai Rp50.000/ tabung. Saya mengira kenaikan paling tinggi sekitar Rp 100.000 atau Rp 110.000/ tabung. Hari ini terpaksa saya beli juga dengan harga Rp 132.000/ tabung. Kalau tidak beli bisa tidak jualan saya hari ini,” katanya.
Pelaku usaha khususnya kuliner mengaku, kenaikan harga gas elpiji di agen yang sampai Rp50.000/ tabung dari harga sebelumnya yang berkisar Rp80.000/ tabung sangat memberatkan.
“Walaupun kami pemilik rumah makan harus menggunakan gas elpiji non subsidi, tapi kalau naiknya sampai sebesar itu, jelas kami keberatan. Di agen harganya Rp 132.000/tabung kalau beli di sub agen atau pengecer bisa harganya sampai Rp 150.000/ tabung,” kata Rusdi pemilik warung nasi di kawasan Gandus.
Sementara itu, dari keterangan karyawan agen gas elpiji di Jl Kapten A Rivai dan Jl Demang Lebardaun, berdasarkan hasil rapat anggota Hiswana Migas (Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak Dan Gas), saat ini harga jual gas elpiji 12 kg Rp132.000/tabung.
Harga tersebut nanti bisa lebih rendah atau bisa jadi lebih tinggi, karena akan dihitung berdasarkan transport fee dan margin area. Kenaikan harga gas elpiji tabung 12 kg tersebut juga berdampak kepada hotel dan restoran yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan (Sumsel).
Menurut Herlan Aspiudin Ketua PHRI Sumsel, kenaikan harga gas elpiji 12 kg sangat tinggi dan berdampak bagi restoran dan hotel. “Kenaikan harga gas elpiji ini sangat memberatkan pelaku usaha rumah makan dan restoran khususnya yang banyak menggunakan gas ukuran 12 kg tersebut,” katanya.
Menurut Alicia Irzanova, Manager Senior Supervisor Eksternal Relations Pertamina Marketing Operation Region II Sumbagsel (Sumatera bagian Selatan), stok elpiji 12 kg wilayah Sumsel 5.700 MT.
Konsumsi elpiji 12 kg setiap hari di Sumsel sekitar 110 MT. “Kita juga telah mempersiapkan stok gas elpiji 3 kg sebanyak 480 MT,” katanya.