REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengunjung yang sedang berlibur di Taman Impian Jaya Ancol merasa khawatir dengan aksi terorisme, apalagi setelah mendengar peristiwa penggerebekan terduga teroris di Ciputat, Tangerang Selatan pada malam pergantian tahun, Selasa (31/12).
"Khawatir saya jika sudah denger-denger ada teroris. Namun saya beranikan ke tempat wisata, saya yakinkan keselamatan saya sama Allah saja," kata salah satu pengunjung, Oki Hendrawan di Ancol, Jakarta Utara, Rabu.
Oki yang membawa lima anggota keluarganya, mendesak pengelola lokasi wisata, termasuk juga pengelola Taman Impian Jaya Ancol untuk meningkatkan pengamanan, guna mencegah aksi kejahatan terjadi di lokasi yang dipadati pengunjung pada masa liburan seperti saat ini.
"Di sini saja (Pantai Timur Ancol) saya tidak melihat petugas keamanan satupun. Tadi di jalan, petugas keamanan hanya duduk-duduk saja," ujar warga Bekasi, Jawa Barat ini.
Untuk mengantisipasi aksi kejahatan, terutama aksi teror, petugas keamanan Ancol seharusnya melakukan pemeriksaan ketat kepada setiap pengunjung di setiap pintu masuk, ujar Oki.
"Jangan sampai ada senjata tajam, api, atau peledak, bisa masuk. Tadi saya tidak diperiksa apa-apa," ujar Oki Hendrawan seraya menambahkan, "Seharusnya penggerebekan semalam ada tindak lanjut pengelola tempat-tempat wisata," ujarnya.
Senada dengan Oki, pengunjung Ancol lainnya asal Serpong, Tangerang Selatan, Banten, yang tempat domisilinya dekat dengan lokasi penggerebekan terduga teroris di Ciputat, mengaku sangat cemas dengan dampak yang dikhawatirkan terjadi akibat aksi penyergapan terduga teroris itu.
Dia meminta, pengelola tempat wisata untuk meningkatkan jumlah petugas keamanan yang berpatroli. Setiap lokasi wisata, harus dijaga aparat keamanan yang cukup dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengunjung, kata Cynthia. "Saya takut sekali jika sudah dengar aksi teror," ujarnya.
Pejabat Komunikasi Perusahaan PT Pembangunan Jaya Ancol, Metty Yan Harahap saat dihubungi, mengatakan pihaknya memang belum menyiapkan langkah khusus untuk antisipasi dampak negatif terkait penggerebekan terduga terorisme..
Namun, lanjut Metty, pengelola Ancol sebelumnya sudah meningkatkan postur jumlah personel keamanan menjadi lebih dari 2000 petugas yggerebekaang juga mencakup aparat Tentara Nasional Indonesia, selain dari Kepolisian.
"Terdapat juga, petugas-petugas tak berseragam keamanan yang memantau situasi. Kami rasa jumlah 2000 lebih personel tersebut sudah cukup," ujarnya.