REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Sejumlah warga Dusun Tipar RT 01 RW 04, Desa Alasmalang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengatakan terduga teroris Anton alias Septi (25) jarang bergaul dengan warga sekitar.
"Dia (Anton, red.) jarang keluar rumah. Saya tidak tahu sejak kapan dia tinggal di sini," kata salah seorang tokoh masyarakat Dusun Tipar, Nasir di Banyumas, Rabu.
Nasir mengatakan hal itu kepada wartawan saat menyaksikan penggeledahan rumah mertua Anton, Bella Mao Bollang, di Dusun Tipar RT 01 RW 04, Desa Alasmalang, Kecamatan Kemranjen, Banyumas.
Bahkan, dia mengaku tidak mengetahui kapan Anton menikah dengan putri Bella Mao Bollang yang bernama Sifa Al Islam. Terlebih pernikahan tersebut dilakukan secara siri.
Menurut dia, rumah yang saat ini ditempati Bella Mao Bollang sebenarnya milik Fauzan Fikri yang menghilang sejak penangkapan seorang teroris di Desa Kebarongan, Kecamatan Kemranjen, Yusron Mahmudi alias Abu Dujana pada tanggal 9 Juni 2007.
Oleh karena rumah itu kosong, Bella Mao Bollang pun menempatinya karena dia merupakan kakak ipar Fauzan Fikri.
Bebebrapa warga lainnya mengatakan bahwa Anton tidak pernah terlihat salat di Masjid Baitul Muslimin yang berjarak sekitar 15 meter sebelah timur rumah mertuanya.
"Dia tidak pernah salat di masjid ini, seringnya di masjid lain seperti Masjid Al Furqon di pondok pesantren maupun Masjid Al Ijtihad," kata salah seorang warga.
Terduga teroris Anton yang berasal dari Bandung, Jawa Barat, ditangkap Densus 88 di sebuah warung internet (warnet), Desa Alasmalang, pada hari Senin (30/12), sekitar pukul 16.00 WIB.
Anton diduga menjadi perencana dalam aksi penembakan polisi di Pondok Aren dan satu jaringan dengan Nurul Haq karena dia ikut meletakkan bom di Vihara Ekayana, Jakarta Barat, beberapa bulan silam.