Sabtu 28 Dec 2013 13:43 WIB

Di Bojonegoro, Harga Beras Mencapai Rp 7.200

Pekerja menata karung-karung beras untuk rakyat miskin (raskin) di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Kelapa Gading, Jakarta.
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Pekerja menata karung-karung beras untuk rakyat miskin (raskin) di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Kelapa Gading, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Harga beras kualitas premium di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mencapai Rp 7.200 per kilogram, naik sekitar Rp200 per kilogramnya sejak dua pekan terakhir, karena banyak tanaman padi yang rusak terendam banjir.

"Kenaikan harga beras Rp200/kilogram dipicu rusaknya ribuan hektare tanaman padi akibat banjir sejak dua pekan terakhir," kata seorang pedagang beras di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota, Bojonegoro Sakip (59), Sabtu (28/12).

Ia menjelaskan tanaman padi di sepanjang daerah aliran (DAS) Bengawan Solo di Bojonegoro dan Tuban yang rusak diterjang banjir Bengawan Solo sebagian besar hampir panen, sehingga mempengaruhi jumlah pasokan beras di pasaran.

"Tanaman padi yang rusak diterjang banjir di Bojonegoro dan Tuban rata-rata sudah akan panen, sehingga pasokan beras di pasaran berkurang," katanya, menegaskan.

Mengenai kenaikan harga beras yang dipicu banjir juga dibenarkan pedagang beras lainnya juga di Pasar Banjarjo Arif Waris (32) dan pedagang beras lainnya di Pasar Besar Kota Bojonegoro Ny. Anik.

"Akibat banjir saya hanya bisa memperoleh beras berkisar empat sampai lima ton/hari yang biasanya bisa delapan ton/ hari. Memang banyak beras di pedagang, tapi kualitasnya tidak terlalu bagus, sebab beras pengaruh banjir dan cuaca hujan," kata Arif menjelaskan.

Baik Arif maupun Sakip menjelaskan kenaikan harga beras tidak hanya kualitas premium, tapi juga beras jatah warga miskin dan beras poles produksi Tuban yang dipasarkan di daerah setempat.

Sesuai data di Pasar Banjarjo, harga beras kualitas panenan baru naik menjadi Rp7.200/kilogram, yang semula berkisar Rp6.900-Rp7.000/ kilogram.

Harga beras jatah warga miskin naik menjadi Rp6.500/kilogram yang semula Rp6.300/kilogram, harga beras poles produksi Tuban berkisar Rp8.200-Rp9.500/ kilogram.

"Harga beras di Pasar Besar selalu lebih tinggi berkisar Rp100-Rp200/kilogram dibandingkan dengan harga beras di Pasar Banjarjo," jelas Sakip.

Sementara itu, Kepala Bulog Sub Divre III Bojonegoro Efdal, sebelumnya, menyatakan pengadaan beras di wilayah kerjanya meliputi Bojonegoro, Tuban dan Lamongan, tidak terpengaruh dengan banjir.

Ditanya harga beras dipasaran yang cenderung meningkat, menurut dia, tidak menganggu pengadaan, sebab harga beras yang naik di atas harga pembelian pemerintah (HPP) Rp6.600/kilogram merupakan harga beras kualitas premium.

"Pengadaan beras yang kami lakukan untuk beras kualitas medium," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement