REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Esthi Maharani
Fauzi Bowo melangkah dengan percaya diri ke Istana Negara, Selasa (24/12). Dengan mengenakan jas hitam, tak banyak yang berubah dari tampilan pria yang akrab dipanggil Foke itu. Kumisnya masih tebal seperti dulu.
Kepercayaan dirinya pun tak memudar. Siang itu, Foke bersama 13 orang lain datang ke Istana Negara untuk dilantik sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) untuk negara sahabat.
Foke dilantik menjadi Duta Besar LBBP untuk Republik Federasi Jerman. Setelah kenyang lima tahun memimpin Jakarta, kini Foke pun menjadi pemimpin warga negara Indonesia di negaranya Mesut Oezil. Alhasil, dalam hitungan hari si kumis segera terbang ke negeri Jerman.
Tentunya bukan Foke kalau tak penuh percaya diri. Usai pelantikan, ia menyatakan telah mantab menjadi Dubes Jerman karena pernah menetap lama di negara tersebut ketika menyelesaikan kuliah pascasarjananya.
“Saya cukup memahami kultur masyarakat Jerman, itu bekal saya (menjadi dubes),” katanya.
Ia menjelaskan hubungan Indonesia dengan Jerman sudah berlangsung cukup lama, bahkan sudah dimulai dari zaman kolonial Belanda. Saat itu, ada gubernur jenderal yang berasal dari Jerman. Foke melihat Indonesia dan Jerman mempunyai peran penting, yaitu Jerman merupakan salah satu pemimpin Uni Eropa dan Indonesia sebagai pimpinan komunitas ASEAN.
“Jadi, kalau kita lihat dalam konteks ASEAN itu, banyak sekali pekerjaan rumah yang harus kita kerjakan. Terutama, dalam rangka menuju komunitas ASEAN. Kita tahu EU dengan segala positif dan negatifnya itu juga banyak sekali yang bisa kita pelajari,” ujarnya.
*Kisah lengkap mengenai Si Kumis Foke bisa dibaca di Harian Republika edisi esok, Kamis 26 Desember 2013