REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali memperpanjang masa tanggap darurat Gunung Sinabung, Karo, Sumatra Utara karena masih tingginya aktivitas gunung tersebut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hingga Ahad (22/12) pagi terjadi 93 kali gempa frekuensi rendah delapan kali gempa guguran.
“Status Gunung Sinabung juga masih awas, maka masa tanggap darurat diperpanjang kembali sejak Ahad (22/12) hingga Sabtu, 4 Januari 2014. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan radius aman lebih dari 5 km dari puncak kawah,” katanya melalui Blackberry Messanger yang diterima ROL, Ahad (22/12).
Saat ini pengungsi sebanyak 18.166 jiwa (5.644 KK) yang tersebar di 31 titik. BNPB belum dapat memastikan hingga kapan masyarakat harus terus mengungsi karena semua tergantung pada aktivitas Gunung Sinabung. Sutopo menyebutkan, BNPB telah menyerahkan dana siap pakai sebesar Rp 7,2 miliar kepada Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kemenkokesra) untuk selanjutnya diberikan ke Pemerintah Daerah (Pemda) Karo dengan pola cash for work (CFW).
Dana sejumlah Rp 7,2 miliar tersebut untuk CFW dan pengadaan peralatan kerja. Pemberian dana didasarkan pada pengungsi yang sudah data by name, by address, by picture yang selanjutnya di-SK-kan Bupati Karo.
Sementara dana dari Kemenkokesra sudah diserahkan ke Pemda Karo dan diharapkan cepat disalurkan ke masyarakat sesuai mekanisme yang ada. “Pengungsi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dengan bantuan tersebut,” ujarnya.
Sutopo menegaskan, BNPB terus mendampingi Pemda Karo dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut dalam penanganan Sinabung. Sebelumnya, BNPB telah memberikan dana siap pakai Rp 3,2 miliar, bantuan logistik dan peralatan senilai Rp 4,9 miliar dan distribusi logistik peralatan senilai Rp 3,5 miliar.