Ahad 22 Dec 2013 16:39 WIB

Kaum Perempuan Berharap Jokowi Menjaga Pluralitas

Joko Widodo (Jokowi)
Foto: Yasin Habibi/Republika
Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa calon presiden (capres) pilihan Kaum perempuan? Jawabannya adalah Jokow Widodo alias Jokowi. Gubernur DKI Jakarta itu dinilai layak menggantikan posisi Presiden Susilo Bambang Yuhoyono (SBY).

Pengamat Budaya Nina Akbar Tandjung menilai, perempuan harus yakin terhadap pilihannya saat ini adalah orang yang bisa memberikan pengaruh dan perubahan yang baik bagi kehidupan bangsa ke depannya.

Ia berharap presiden yang dipilih ibu-ibu nantinya dapat menjaga pluralitas bangsa. Sebab, keberagaman penduduk Indonesia adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, sehingga penting menjaganya.

"Pluralitas dimulai dari adanya saling pengertian dan adanya sikap toleran. Bagaimana memulai sikap saling pengertian dan adanya sikap toleran dari usia semuda mungkin," ucapnya.

Sebelumnya Humas Alumni Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Indonesia (UI) 78 Asri Hadi, mengatakan berdasarkan survei oleh Alumni FIS UI 78 kepada para peserta Seminar Presiden Pilihan Perempuan yang diadakan Sabtu (21/12). Hasilnya sebagian besar peserta memilih Jokowi sebagai Presiden.

"Mayoritas peserta yakni sebanyak 31 dari 59 perempuan memilih Jokowi menjadi pemimpin bangsa ini tahun depan," katanya.

Sedangkan sisanya, ia melanjutkan, memilih Prabowo Subianto yaitu sebanyak 7 orang, Sri Mulyani (6 orang), Jusuf Kalla (5 orang), Megawati (4 orang), Abu Rizal Bakrie (4 orang), dan Mahfud MD (2 orang).

Menurut dia, hasil tersebut merupakan pilihan para kaum perempuan yang terdiri dari pengusaha, ketua ormas, anggota dewan, akademisi, dan mahasiswi.

"Ini membuktikan bahwa kaum perempuan mendambakan sosok Jokowi sebagai pemimpin bangsa ini untuk lima tahun ke depan. Karena dia memiliki sikap kepemimpinan yang sesuai dengan harapan para kaum ibu yang menghadiri seminar tersebut," katanya.

Asri mengatakan sudah saatnya kaum perempuan di Indonesia menjadi subjek politik dan tidak lagi menjadi objek politik dalam menghadapi Pemilu 2014 mendatang. "Sebagai kaum perempuan kita tunjukkan sikap politik," ujar Asri Hadi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement