REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Sepekan terakhir, empat pintu tol dikenakan ujicoba rekayasa lalu lintas dengan penutupan. Penutupan ini dinilai membuat perubahan karena mampu mengurai sejumlah titik kemacetan.

Namun, mulai Senin (23/12) besok ujicoba tersebut dihentikan karena alasan tertentu. ''Hasil rapat dengan Jasa Marga, ujicoba itu sementara tidak dilanjutkan karena kapasitas pintu keluar dan masuk alternatif tidak dapat menampung lalu lintas peralihan,'' kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, Ahad (22/12).

Kondisi tersebut terjadi di pintu tol masuk Semanggi I yang ditutup. Volume kendaraan tidak tertampung di kawasan Plaza Semanggi yang menyebabkan kemacetan parah. Imbasnya, belasan polisi yang menjaga kawasan tersebut harus membuka pintu Tol Semanggi I sebelum waktunya.

Alasan lain ialah, masyarakat dinilai belum  bisa diajak mengatur waktu keberangkatan kerja dan pulang kerja sehingga belum bisa diatur lalu lintasnya. ''Masyarakat pengguna jalan juga banyak yang mengeluh,'' kata Rikwanto.

Kini, pembukaan dan penutupan sejumlah pintu keluar masuk Tol Dalam Kota dilakukan dengan tanpa batasan waktu alias berdasarkan kepadatan arus. Jika arus padat dan volume kendaraan tidak tertampung maka tidak ada penutupan pintu tol.

Pihak PT Jasa Marga (Persero) Tbk sudah menyanggupi untuk melakukan sistem jemput transaksi setiap hari dari pukul 15.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB di pintu Tol Senayan dan pintu Semanggi 2. Ini dilakukan untuk mengurai kemacetan di lingkar Semanggi.

Sebelumnya, empat pintu keluar masuk Tol Dalam Kota dilakukan rekayasa oleh pihak kepolisian dalam sepekan, di antaranya Off Ramp (lajur keluar) ke arah Pancoran (depan Bukopin), lajur keluar Tegal Parang (yang menuju ke arah Kuningan) dan kawasan RS Dharmais pada pukul 08.00-10.00 WIB serta pintu masuk Tol Semanggi 1 pada pukul 16.00 hingga 20.00 WIB.

Ikuti Whatsapp Channel Republika