REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Fasli Jalal berharap, generasi muda berani tidak bertoleransi terhadap tiga masalah utama anak muda. Yakni hubungan seks bebas sebelum menikah, penggunaan narkoba, dan penularan penyakit HIV/AIDS.
"Generasi muda harus berani zero seks bebas pranikah, zero narkoba, dan zero HIV/AIDS. Jika berani katakan tidak, itu akan jadi modal ke depan dalam menjadi generai penggerak kemajuan bangsa," kata Fasli saat memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah dan Universitas Tamansiswa, Palembang, Senin (16/12).
Penekanan toleransi nol terhadap ketiga masalah tersebut, menurut Fasli perlu ditanamkan pada generasi muda. Sebab, anak muda, terutama kelompok mahasiswa dalam kancah global diperkirakan akan menjadi pengeret pembangunan di setiap negara.
Fasli mengatakan, jumlah remaja di Indonesia saat ini mencapai 64 juta jiwa dari total jumlah penduduk Indonesia, atau sekitar 27 persen dari total populasi keseluruhan. Angka tersebut, kata Fasli, diharapkan mampu menjadi penentu kemajuan bangsa Indonesia ke depan. Lantaran sejumlah lembaga-lembaga riset demografi di dunia dikatakannya telah memperkirakan pada 2025 nanti, Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi dunia di urutan ke 10 atau 11.
"Tapi dengan syarat, generasi mudanya punya kualitas pendidikan yang bagus, etos kerja, serta kemampuan dan kekuatan moral yang baik," ujarnya.
Jika anak muda tidak bisa melawan ketiga hambatan tersebut, Fasli khawatir kemajuan Indonesia tidak akan bisa ditumpukan pada generasi muda. Karena potensi demografis dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas pendidikan.