Sabtu 14 Dec 2013 09:35 WIB

Puting Beliung Sapu Lima Desa di Indramayu

Rep: lilis/ Red: Damanhuri Zuhri
Angin Puting Beliung (ilustrasi)
Foto: AP
Angin Puting Beliung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Bencana angin puting beliung kembali melanda Kabupaten Indramayu. Kali ini, angin puting beliung menyapu lima desa di Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu.

Tak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi Kamis (12/12) sekitar pukul 19.00 WIB. Namun, sebanyak 311 rumah milik warga mengalami kerusakan. Dari jumlah tersebut, 58 rumah rusak parah dan ambruk serta 253 rumah dalam kondisi rusak ringan.

Adapun kelima desa itu, yakni Desa Cilandak, Cilor, Kopyah, Anjatan dan Anjatan Baru. Namun dari kelima desa tersebut, Desa Cilandak mengalami kerusakan paling parah.

Di Desa Cilandak, rumah yang mengalami kerusakan berat tercatat 30 unit dan rusak ringan mencapai 50 unit. Desa Anjatan Baru yang tercatat ada 13 rusak berat dan 70 rusak ringan.

Desa Anjatan yang rusak berat tujuh unit rumah dan rusak ringan 88 unit rumah, Desa Kopyah rusak berat empat unit rumah dan rusak ringan 26 unit rumah, serta Desa Cilor rusak berat tiga unit rumah dan rusak ringan 26 unit rumah.

Tak hanya merusak rumah, tiupan angin puting beliung juga menyebabkan pohon-pohon besar tumbang dan kandang-kandang ayam milik warga ambruk.

Selain itu, sebuah mobil kijang milik seorang warga juga rusak parah setelah tertimpa bangunan rumah yang terhempas tiupan angin.

‘’Sebelum angin puting beliung datang, awan di langit sangat pekat, hujan pun turun disertai petir,’’ tutur warga Desa Anjatan, Nurid Tihad, saat ditemui di rumahnya, Jumat (13/12). Dia merupakan pemilik mobil kijang yang tertimpa bangunan rumah.

Nurid mengatakan, angin puting beliung datang dari selatan, kemudian berputar menuju ke utara dan barat sambil menyambar rumah-rumah milik warga. Warga pun panik dan berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri.

Hal senada diungkapkan Asep. Dia langsung menyuruh seluruh anggota keluarga untuk lari keluar rumah agar tidak tertimpa bangunan rumah yang ambruk. ‘’Lebih baik di luar kehujanan dari pada tetap di dalam rumah tapi akhirnya tertimpa bangunan,’’ kata Asep.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka mengimbau warga untuk mewaspadai petir dan angin puting beliung. Kewaspadaan itu terutama di saat awal musim penghujan seperti sekarang.

Kepala BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Pujiono, mengungkapkan, awan pembawa hujan (cumulus nimbus) mengandung uap air dan muatan-muatan listrik. Adapun ciri-ciri awan cumulus nimbus, warnanya hitam dan gelap.

‘’Jika melihat awan seperti itu, maka biasanya akan turun hujan deras yang disertai petir dan angin,’’ tandas Pujiono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement