REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Dalam rangka Peringatan Hari Antikorupsi Internasional di Yogyakarta, aktor tahun 80-an Pong Hardjatmo ikut serta bersama mahasiswa menggalang sejuta cap tangan antikorupsi di Yogyakarta, Senin (9/12).
Cap tangan dilakukan di atas kain sepanjang 20 meter yang diletakkan di pinggir jalan Malioboro mulai depan Gedung DPRD DIY. Cap tangan dilakukan dengan menggunakan cat berwarna merah, hijau dan biru.
Pong Hardjatmo dengan bangga membubuhkan cap tangan di atas lembaran kain dengan kedua telapak yang sudah diberi cat berwarna merah. Di samping cap tangan dia, tertulis 'BRANTAS TUNTAS KORUPSI!.'
Bentangan kain tersebut lantas dibawa masuk ke Gedung DPRD DIY untuk menggalang cap tangan dari anggota DPRD DIY.
Anggota DPRD DIY dari fraksi PAN Arief Noor Hartanto juga turut membubuhkan cap tangannya.
"Korupsi adalah pengkhianatan pada bangsa. Lawan lawan dan lawan! Harusnya bukan hanya sejuta tangan, melainkan 200 juta penduduk Indonesia harus ikut menggalang cap tangan dukungan pemberantasan korupsi," kata Arief.
Selain menggalang cap tangan, para mahasiswa itu menempelkan stiker Antikorupsi di mobil dinas anggota dewan. Pada kesempatan ini para mahasiswa juga menggalang dana dengan membagikan celengan plastik di sepanjang aksi.
Menurut Koordinator aksi, Hafiz Arif, dana yang terkumpul akan diberikan pada korban tindak korupsi, termasuk mahasiswa yang tak mampu.
Pong turut serta dalam rangkaian aksi yang diinisiasi mahasiswa Yogyakarta di bawah bendera Gerakan Pemuda Melawan Korupsi (GPMK).
"Peringatan Hari Antikorupsi jangan hanya seremonial. Ayo kita berantas korupsi rame-rame. Jangan hanya orasi, tapi bertindak!," teriak Pong yang sudah lansia ini di hadapan seluruh pengendara yang melintasi Malioboro.
Korupsi, ia menjelaskan, tergolong kejahatan kriminal luar biasa. Sehingga pemerintah seharusnya bertindak tegas terhadap para pelakunya tanpa pandang bulu. Pelaku kejahatan luar biasa juga tidak selayaknya diberikan grasi.
"Kalaupun ada dinasti yang tersangkut korupsi, ya libas saja!," katanya dengan lantang.
Aksi tersebut dilanjutkan dengan longmarch menuju Titik Nol Kilometer untuk menggalang cap tangan yang lebih banyak. Kalangan anak-anak, remaja maupun dewasa terlihat antusias membubuhkan cap tangannya hingga memenuhi kain putih itu.
Bagi Pong, aksi sejuta cap tangan anti korupsi itu sangat kreatif dan unik. Mahasiswa Yogyakarta bisa mengkampanyekan anti korupsi dengan santun, menarik namun tepat sasaran. "Semoga, pada peringatan Hari Anti Korupsi berikutnya, sudah tidak ada lagi tindakan korupsi di Indonesia," ujarnya.
Selanjutnya Hafiz mengatakan penggalangan cap tangan itu sudah dilakukan sejak 5 Desember lalu di sejumlah institusi, antara lain di UIN Sunan Kalijaga, MAN 1 Yogyakarta dan di Polresta Yogyakarta.
Kain 20 meter yang berisi ribuan cap tangan dukungan antikorupsi itu langsung dikirimkan ke kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta melalui Kantor Pos Besar Yogyakarta.