Senin 09 Dec 2013 08:14 WIB

Truk Batubara Dinilai Jadi Penyebab Jalan Lintas Tengah

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Hazliansyah
Jalan rusak, ilustrasi
Foto: Republika/Musiron
Jalan rusak, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Hilir mudik truk muatan batubara melebihi ketentuan kapasitas, dinilai menjadi penyebab rusaknya jalan lintas tengah (jalinteng) yang menghubungkan Lampung - Sumatera Selatan. Padahal truk batubara dari Sumatera Selatan (Sumsel) ini sudah dilarang melintas di Jalinteng Lampung.

Pantauan di jalinteng jalur Kotabumi hingga perbatasan provinsi Lampung-Sumsel, Senin (9/12), kondisi kerusakan parah jalan negara tersebut berada sebelum Bukit Kemuning (Lampung Utara) dan di beberapa titik di Kabupaten Waykanan.

Badan jalan aspalnya hancur dan terdapat jalan yang masih beraspal namun bergelombang, sehingga menghambat arus lalu lintas dan sering menyebabkan kecelakaan kendaraan.

Menurut Mariono, warga Bandar Lampung yang melintas di Jalinteng, kerusakan jalan negara ini karena dominan disebabkan masih beroperasinya truk batubara muatan lebih.

"Masih saja ada truk batubara melintas berkonvoi. Ini yang buat jalan rusak dan hancur," kata bapak empat anak yang membawa mobil dari Baturaja tujuan Tanjungkarang.

Ia mengatakan, truk-truk batubara ini menjadi biang selain kerusakan juga kemacetan. "Kalau truknya mogok atau patah as roda, macet panjang puluhan kilometer," kata dia yang saat melintas terdapat truk batubara yang terguling melintang di jembatan.

Jalinteng Lampung - Sumsel ini sebenarnya jarang dilintasi truk barang, bus umum dan kendaraan pribadi dari Jawa dan Sumatera. Pasalnya, selain jarak tempuhnya jauh juga kondisi jalan sepi. Pengendara lebih memilih jalan lintas timur karena jalannya mulus juga jarak tempuh singkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement