Ahad 08 Dec 2013 13:48 WIB

Dinilai Rasis, Ruhut Sitompul Didesak Minta Maaf

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Djibril Muhammad
 Ruhut Sitompul
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ruhut Sitompul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens meminta anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat  Ruhut Sitompul untuk meminta maaf kepada rakyat Indonesia karena sudah bersikap rasis.

Pada 5 Desember 2013 lalu dalam acara Kabar Petang di TV One, Ruhut diminta berdialog secara live dengan Boni Hargens soal 'Mega Proyek Hambalang Bancakan Banyak Kubu.'

Dalam dialog tersebut tiba-tiba Ruhut marah dan mengeluarkan pernyataan, "Aku mau tanya, lumpur Lapindo itu warnanya apa? Hitam, kan? Ya udah itu Boni Hargen, kulitnya hitam kan?"

Pernyataan Ruhut tersebut, kata Boni, merupakan tindakan yang menghina manusia lain atas dasar warna kulit. "Ini adalah tindakan diskriminasi ras dan etnik yang tidak pantas dilakukan oleh pejabat publik seperti Ruhut Sitompul yang merupakan anggota dewan," katanya di Jakarta, Ahad, (8/12).

Seharusnya, Boni menerangkan, Ruhut minta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas sikap rasisnya  melalui media massa. DPP Demokrat juga harus memberikan klarifikasi mengapa memilih Ruhut yang rasis menjadi juru bicaranya.

Rasisme, ujar Boni, merupakan penghinaan manusia atas dasar suku, agama, ras dan sebagai bentuk kejahatan. Rasisme merupakan keyakinan seseorang lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lain.

Tindakan Ruhut, Boni melanjutkan, juga bertentangan dengan Undang Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnik menjadi acuan hukum. "Berdasarkan undang-undang ini maka tindakan saudara Ruhut telah melanggar hukum, etika, dan moral," katanya menerangkan.

Boni menilai tindakan rasisme itu sebagai bentuk ketidakdewasaan dalam berdemokrasi. Padahal sebagai seorang anggota Demokrat, partai berkuasa seharusnya Ruhut menjunjung tinggi prinsip kesetaraan dan sikap egaliter.

Boni mengaku membawa tindakan rasisme Ruhut ke jalur hukum. Hal ini perlu dilakukan agar menjadi pelajaran penting bagi seluruh masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan agama dalam Bhineka Tunggal Ika.

Seorang  pengamat, Boni melanjutkan, mengkritisi partai pemerintah merupakah hal wajar. Namun kalau Ruhut ingin membela partainya Demokrat, seharusnya ia membela dengan kata-kata dan sikap rasional, bukan rasis.

"Saya sendiri sudah mendatangi Polda Metro Jaya bersama kuasa hukum saya, Hotman Paris untuk melaporkan Ruhut Sitompul. Soal laporan ini bukan menyerang Ruhut sebagai pribadi, tapi pelajaran pola pikir, terlalu banyak orang yang mengalami diskriminasi," kata Boni.

Boni juga sudah mendatangi Komnas HAM untuk membawa masalah tersebut. "Kami juga mendatangi KPU untuk mencoret caleg rasis," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement