REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Sejumlah warga Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung, minta aparat kepolisian segera mengatasi dan membekuk pelaku tindak kriminalitas di dalam kendaraan angkutan umum yang belakangan ini kembali muncul dan meresahkan para penumpang.
Marni, warga Bandarlampung, Selasa (4/12), bersama beberapa penumpang angkutan kota (angkot) trayek Permata Biru Sukarame ke Tanjungkarang, mengaku sempat melihat aksi pencopetan di dalam mobil yang mereka tumpangi.
Dia menyebutkan pelakunya pria yang menjadi penumpang biasa, namun saat kendaraan angkot berjalan dan kondisi dianggap aman, penjahat itu beraksi dengan sasaran terutama penumpang wanita yang dalam kondisi lengah.
Kendati menyaksikan ulah kriminal itu, Marni mengaku takut untuk berteriak, karena mengkhawatirkan keselamatan jiwanya bersama penumpang lainnya yang umumnya kaum wanita.
Akibatnya pelaku menjadi leluasa menjalankan aksinya. Diduga pula pelaku menggunakan hipnotis, sehingga membuat para korbannya seperti tidak menyadari telah menjadi sasaran aksi kejahatan di dalam angkutan umum.
Beberapa penumpang angkot itu menyatakan, pelaku kejahatan tersebut biasanya mengincar penumpang yang kelelahan atau ketiduran dalam angkot sehingga menjadi leluasa melakukan aksinya.
Sedangkan penumpang lain karena takut tidak dapat berbuat banyak. Begitu pula pengemudi angkot dimaksud.
Sejumlah pengemudi angkot membenarkan adanya aksi kejahatan di dalam kendaraan umum yang mereka operasikan, sehingga menimbulkan keresahan di kalangan penumpang khususnya kaum wanita.
Karena itu, mereka berharap pihak kepolisian segera bertindak untuk menangkap pelakunya, mengingat bila para sopir itu bertindak saat pelaku beroperasi, dikhawatirkan keselamatan sopir dan penumpang menjadi terancam.
Selain tindak kriminalitas dalam angkot di Bandarlampung, sejumlah mahasiswa dan dosen serta pimpinan perguruan tinggi di ibu kota Provinsi Lampung ini juga mengeluhkan aksi kriminalitas pencurian sepeda motor dengan sasaran para mahasiswa pengguna sepeda motor di kampusnya masing-masing.
Beberapa mahasiswa dan dosen Universitas Lampung membenarkan, tindak kriminalitas pencurian sepeda motor yang sedang diparkir di lingkungan kampus Unila masih sering terjadi.
Menurut Sepri, salah satu mahasiswa itu, pelaku pencurian sepeda motor di kampusnya biasanya mengincar sepeda motor keluaran baru yang diparkir di tempat yang kurang pengawasan oleh petugas satuan pengamanan (satpam) yang ada.
Apalagi, menurut salah satu pimpinan fakultas di lingkungan Unila itu, petugas satpam di fakultasnya hampir setiap hari memergoki mahasiswa pengguna sepeda motor yang terlupa membiarkan kunci kontak sepeda motornya tetap menggantung saat mereka melaksanakan perkuliahan.
Mereka berharap pihak kepolisian dapat segera membongkar dan menangkap pelaku pencurian sepeda motor dari kampus ke kampus di Bandarlampung itu, agar tidak lagi terjadi pencurian sepeda motor yang masih sering terjadi di kota ini.