REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyelenggarakan Pemilu Raya atau Pemira untuk mencari calon presiden yang akan diusung pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 mendatang. Anggota Majelis Syuro PKS, Jazuli Juwaini mengatakan dengan diselenggarakannya Pemira ini diharapkan dapat meningkatkan perolehan suara PKS pada Pemilu 2014.
"Persoalan ada efeknya, itu hal lain. Kalau ada efeknya, Alhamdulillah. Kalau nggak, ya nggak apa-apa," kata Jazuli dalam acara di Jakarta, kemarin.
Jazuli menambahkan penyelenggaraan Pemira ini bukan mengikuti proses di Partai Demokrat yang menyelenggarakan konvensi untuk menjaring calon presiden. Penyelenggaraan Pemira ini, lanjutnya, agar dapat merespon suara dari kader arus bawah terkait calon presiden dari PKS. DPP PKS sangat memperhatikan aspirasi kadernya, terutama menjelang pemilu legislatif 2014.
Ia memaparkan pihaknya lansgung menggulirkan wacara 22 tokoh untuk diusulkan dalam Pemira ini. Menurutnya selama ini PKS memiliki banyak kader yang mumpuni dan dapat dicalonkan sebagai presiden dari PKS.
Meskipun ada 22 nama yang dicalonkan, Jazuli menyebut ada lima kandidat kuat calon presiden dari internal PKS. Lima kandidat capres itu adalah Presiden PKS Anis Matta, Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring.
Ia mencontohkan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan yang dinilai sudah teruji karena sudah dua kali terpilih sebagai gubernur. Mengenai isu yang menyebutkan Pemira sebagai upaya PKS untuk menaikkan citra dan elektabilitas menyusul terungkapnya kasus suap pengaturan kuota impor daging di Kementerian Pertanian, Jazuli menyatakan hal itu tidak masalah.
"Kalau bicara musibah, semua partai alami musibah. Musibah tidak ada yang menginginkannya. PKS anggapnya Naik pesawat, cuaca buruk, pesawat tidak boleh berhenti karena pasti ada cuaca baik nanti," harapnya.