REPUBLIKA.CO.ID,SAMPIT--Sedikitnya 161 lebih rumah warga di simpang tiga jalan Muhran Ali, Kelurahan Baamang Tengah, Kecamatan Baamang, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah ludes terbakar.
"Kejadian itu berlangsung sejak pukul 13.45 WIB dan hingga pukul 15.00 WIB api masih berkobar," kata seorang korban kebakaran Nurjani di Sampit, Sabtu.
Asal api masih sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun diduga kuat dari sebuah rumah makan yang ada di kawasan itu.
Kobaran api cepat membesar, karena selain kawasan padat penduduk konstruksi bangunan sebagian besar terbuat dari bahan kayu yang mudah terbakar. Api sangat sulit dikendalikan, karena hanya dua mobil unit pemadam kebakaran yang datang ke lokasi kejadian.
Masyarakat korban kebakaran dan warga sekitar berupaya keras memadamkan kobaran api dengan mesin pompa air dan alat seadanya.
Menurut Nurjani, kobaran api baru mereda pada pukul 15.30 WIB. Belum padam sepenuhnya hanya sudah mulai mengecil. "Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun kerugian kami perkirakan mencapai ratusan juta rupiah," katanya.
Ratusan jiwa kehilangan tempat tinggal, karena rumah mereka habis terbakar. Korban kebakakan sekarang butuh bantuan tenda, bahan makanan, selimut, baju, obat-obatan dan susu untuk balita.
Sementara Yono warga sekitar kejadian sangat menyayangkan lambannya penanganan yang dilakukan oleh pihak pemadam kebakaran.
"Mobil Damkar milik pemerintah daerah yang datang ke lokasi hanya dua unit saja, sehingga kobaran api tidak dapat dengan segera di padamkan," ucapnya.
Selain terbatasnya jumlah pemadam kebakaran, padat warga yang ingin menyaksikan kejadian dari dekat juga menghambat proses pemadaman dan evakuasi barang-barang korban.
"Mereka hanya menonton, dan memadati jalanan sehingga kami yang akan memadamkan api dan mengevakuasi barang korban juga kesulitan karena terhalang oleh kerumunan masyarakat tersebut," ungkapnya.