REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Indonesia akan menyelesaikan kontrak pengadaan sembilan pesawat C-130 Hercules dari Australia.
"Kontrak itu berjalan sekarang dan DPR setuju ketika itu memberikan dana untuk sembilan Hercules itu," kata Menhan selepas diskusi "Membangun Kemampuan Kekuatan Pertahanan Berkelanjutan" di Jakarta, Jumat (29/11).
Menhan mengatakan Indonesia membeli lima pesawat Hercules, sedangkan empat pesawat Hercules merupakan pesawat hibah dari Australia.
"Harus ditinjau dan perbaiki sistem avionik, rangka, dan mesinnya. Pesawat hibah sudah diperbaiki, pesawat itu sudah menjadi milik kita. Hanya memang secara teknis pesawat itu harus kita bawa ke Indonesia," kata Menhan.
Menhan mengatakan pesawat Hercules itu bermanfaat untuk operasi-operasi militer baik perang ataupun penanggulangan bencana. Menurutnya, tidak ada pembelian pesawat Hercules dari negara lain, tapi dia tidak menyebut kapan pesawat Hercules dari Australia itu datang di Indonesia.
Terkait imbas penyadapan sejumlah pejabat negara Indonesia oleh Australia, Menhan mengatakan pembatalan kerjasama kedua negara berupa pertukaran data dan informasi intelijen serta latihan-latihan bersama tentara kedua negara.
"Latihan Kopassus di Lembang sudah kita batalkan, latihan Angkatan Udara di Darwin dan latihan gabungan di Laut Cina Selatan," kata Menhan.
Sebelumnya, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda Rachmad Lubis seperti dikutip media nasional, mengatakan pemerintah membatalkan rencana pembelian enam pesawat Hercules dan menolak empat pesawat Hercules hibah dari Australia.