REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Intelijen Australia disebut memiliki tujuan tertentu saat memata-matai Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono.
The Australian melaporkan, pada 2009, baik intelijen Australia dan Amerika Serikat ingin mempelajari lebih lanjut tentang hubungan Ibu Ani dengan kelompok-kelompok Islam.
Menurut kabel diplomatik yang didapatkan The Australian dari Wikileaks, kelompok Islam merupakan konstituen penting saat pemilihan keduakalinya Presiden SBY dalam pemilu.
Baik Presiden SBY dan Ibu Ani memang disebutkan kukuh menentang ekstrimisme Islam. Hanya, ketika warga Australia tewas dalam serangkaian teror bom sejak tahun 2002, badan-badan intelijen ingin mempelajari apa yang mereka bisa ketahui tentang hubungan Istana dengan beberapa kelompok Islam terbesar di negara itu.
Australians menyebutkan, intelijen Australia percaya bahwa dengan menargetkan Ibu Ani, Canberra mungkin mendapatkan informasi dari tangan pertama. Hal tersebut harus cepat dilakukan mengingat cepatnya perubahan struktur kekuasaan di Jakarta pada saat itu.
Saat dikonfirmasi mengenai informasi terungkapnya tujuan penyadapan tersebut, seorang juru bicara mengatakan pemerintah tidak mengomentari masalah intelijen .