REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengemis dan gelandangan seolah sudah menjadi pemandangan umum di jalanan ibu kota. Meski Dinas Sosial sudah seringkali melakukan razia, pengemis tidak pernah bisa hilang dari Jakarta. 

Jumlah pengemis di Jakarta pun cukup fantastis. Selama bulan November 2013 saja, dinas sosial sudah menertibkan sedikitnya 500 orang gelandangan dan pengemis.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, pengemis selalu datang silih berganti dari berbagai daerah di Indonesia. Hal itulah yang membuat keberadaan mereka menjadi langgeng. 

"Perdanya jelas bahwa yang namanya pengemis tidak boleh ada di DKI. Tapi problemnya pendatang itu tidak tahu peraturan itu," ujarnya, Jumat (29/11). 

Menurut gubernur yang akrab disapa Jokowi tersebut, dinas sosial sudah melakukan razia pengemis secara rutin. Hal itu, kata dia, bisa terlihat dari padatnya panti-panti sosial milik Pemprov. "Termasuk kemarin itu kan pengemis yang kaya juga kena razia dari Dinas Sosial juga," paparnya. 

Karenanya, untuk memutus mata rantai pengemis, Pemprov akan memberikan denda tinggi bagi masyarakat yang memberikan uang kepada mereka. Sebab, pengemis ada karena masih banyak rezeki yang bisa mereka dapat di jalan. 

Seperti diketahui, isu tentang pengemis sedang ramai dibicarakan setelah Dinas Sosial menangkap seorang pengemis tajir bernama Walang. Saat ditangkap di sekitar Pancoran, Walang ternyata membawa uang Rp 25 juta hasil dari mengemis selama 15 hari. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika