Jumat 29 Nov 2013 07:00 WIB

Hongkong Butuh 2.000 TKI untuk Jadi Pengasuh Lansia

Rep: Fenny Melisa/ Red: Didi Purwadi
Kepala BNP2TKI, Jumhur Hidayat (kiri).
Foto: Antara/Ujang Zaelani
Kepala BNP2TKI, Jumhur Hidayat (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah perawatan orangtua lanjut usia atau panti jompo di Hongkong kini membutuhkan sedikitnya 2.000 Tenaga Kerja Indonesia untuk menjadi perawat/pengasuh (caregiver) di 570 panti jompo yang tersebar di wilayah tersebut dengan jumlah keberadaan lansia sekitar 60 ribu.

Demikian yang diungkapkan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Muhammad Jumhur Hidayat, pada keterangan pers yang diterima Republika Online.

"Sejauh ini mereka dirawat oleh tenaga kerja asal Cina, namun masih kekurangan 2.000 tenaga perawat,'' ujar Jumhur usai berdialog dengan agensi perekrut TKI asal Hongkong di Gedung Konsulat Jenderal RI Hongkong pada Kamis (28/11).

''Karena itu, diharapkan peluang ini diisi para TKI sektor formal berlatarbelakang keperawatan atau mantan TKI rumah tangga di Hongkong yang terlatih," katanya.

Jumhur mengatakan program penempatan TKI perawat lansia Hongkong akan diatur dalam skema perjanjian P to P (Private to Private) yang melibatkan kerjasama Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) dengan agensi penyalur TKI di Hongkong.

"Prinsipnya, yang menjadi ujung tombak adalah kedua pihak swasta,'' katanya. ''Sementara, BNP2TKI berperan mengawasi ataupun menetapkan kategori terhadap kualifikasi TKI yang dibutuhkan tersebut."

Adapun jumlah 2.000 itu, tambah Jumhur, merupakan permintaan tahap pertama yang akan disusul dengan keperluan lebih besar lagi untuk tahap susulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement