Kamis 28 Nov 2013 23:51 WIB

Dukun Cabul di Riau Dibekuk, Sudah Banyak Korban

Kekerasan Seksual (ilustrasi)
Foto: STRAITS TIMES
Kekerasan Seksual (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Aparat Kepolisian Resor Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, menangkap M (50), warga Desa Bantantua, Kecamatan Bantan, Bengkalis, karena diduga melakukan praktik cabul berkedok dukun dengan banyak korban.

"Berawal dari laporan masyarakat, kemudian kami melakukan penyelidikan dan memintai keterangan korban," kata Kepala Satuan Resere Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bengkalis Ajun Komisaris Doddy Harza Kusuma per telepon kepada wartawan di Pekanbaru, Kamis malam.

Seorang saksi yang diperiksa anggota, demikian Doddy, mengaku sempat menerima perlakuan amoral berupa pencabulan oleh pelaku. Kejadian itu, kata dia, berawal ketika korban (dirahasiakan identitasnya) yang hendak berobat dengan pelaku M.

Saat berkonsultasi, kata dia, pelaku justru meminta korban untuk berhubungan layaknya suami isteri. "Kejadiannya pekan lalu, namun pihak keluarga dan warga baru melaporkannya kemarin dan akhirnya pelaku diamankan. Korbannya masih dibawah umur," kata dia.

Kasus pencabulan terhadap anak dibawah umur marak terjadi di berbagai wilayah kabupaten/kota di Riau.

Pada awal pekan lalu, aparat kepolisian Pekanbaru juga menangkap RD (20), warga Jalan Tanjung Rhu, Pekanbaru, karena dilaporkan sebagai pelaku asusila terhadap GN (16), pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA).

Sebelumnya pada akhir September 2013, warga Kecamatan Sail berinisial BP (38) ditangkap aparat dari Polres Kota Pekanbaru, karena tega mencabuli P (13) putri kandungnya.

Kemudian kasus kejahatan asusila terhadap anak juga marak terjadi di Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Kejaksaan Negeri Pasirpangaraian menyatakan pada 2013, tercatat sejak Januari hingga pertengahan November terjadi 10 kasus kejahatan terhadap anak yang didominasi pencabulan.

Sepuluh kasus tersebut telah  berkuatan hukum tetap dengan vonis rata - rata di atas lima tahun penjara. Dari sepuluh kasus yang di tangani itu, sebagian besar pelaku umumnya memiliki hubungan keluarga dengan korban atau teman dekat korban

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement