Kamis 28 Nov 2013 21:20 WIB

Kisah Uang Titipan untuk Rudi

Rep: Irfan Fitrat/ Red: A.Syalaby Ichsan
Kepala Satuan Khusus Minyak dan gas (SKK Migas) non aktif Rudi Rubiandini meninggalkan Gedung KPK dengan menggunakan baju tahanan usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Rabu (14/8).
Foto: Antara/Wahyu Putro
Kepala Satuan Khusus Minyak dan gas (SKK Migas) non aktif Rudi Rubiandini meninggalkan Gedung KPK dengan menggunakan baju tahanan usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Rabu (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih golf Rudi Rubiandini, Deviardi, mengaku merasa bingung membawa uang dari Singapura ke Indonesia. Menurutnya, uang tersebut dititip oleh mantan direktur PT Zerotech Nusantara Febri Prasetyadi untuk diberikan kepada Rudi. 

Dia menjelaskan, ada batasan jumlah uang yang bisa dibawa masuk ke Indonesia. Karena itu, dia mengaku menitipkan total uang 700 ribu dolar AS pada Widodo Ratanachaitong. "Widodo menyanggupi," kata dia.

Dalam surat dakwaan, Widodo disebut mensupervisi beberapa perusahaan, diantaranya Kernel Oil. Namun saat itu, Deviardi tidak mengetahuinya. Ia hanya pernah dikenalkan oleh Rudi kepada Widodo.

Ia juga mengetahui Rudi melakukan pertemuan dengan Widodo di Singapura. "Karena teman Pak Rudi, saya minta tolong Pak Widodo," kata dia, di Pengadilan Tipikor DKI Jakarta, Kamis (28/11), saat menjadi saksi untuk terdakwa Simon Gunawan Tanjaya. 

Deviardi mengatakan, Widodo kemudian mengirimkan uang itu secara bertahap. Menurut dia, uang disalurkan melalui rekening PT KOPL Indonesia. Sebelumnya, Deviardi sudah dikenalkan oleh Widodo, dengan Komisaris PT KOPL, Simon. Pada saat itu, Deviardi mengaku tidak mengetahui Simon bekerja di mana.

Untuk mengambil uang, Deviardi berkomunikasi dengan Simon. Ia pertama mengambil 300 ribu dolar AS ke kantor Simon di Jakarta. Ia kemudian memberikannya kepada Rudi. Pada pencairan kedua, Deviardi mengambil sisanya sebesar 400 ribu dolar AS. Ia kemudian menyerahkan uang itu ke rumah Rudi pada 13 Agustus 2013. 

Rudi membantah keterangan Deviardi. Ia mengaku tidak pernah meminta Deviardi untuk menemui Febri dan mengambil uang. Ia mengaku memang pernah diminta Febri untuk bertemu di Singapura untuk bermain golf. "Tapi saya tolak. Itu tidak terjadi," kata dia.

Di Singapura, menurut Rudi, dia bertemu dengan Widodo. Menurut dia, saat itu ada juga Deviardi. Namun Deviardi kemudian pergi dan tidak kembali lagi. Rudi mengaku bertukar informasi dengan Widodo mengenai cara melakukan tender dengan cepat. Namun, tidak untuk masalah bisnis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement