Rabu 27 Nov 2013 14:03 WIB

DPR: Semoga Kasus Penyadapan Jadi Pelajaran untuk Australia

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Karta Raharja Ucu
 Seorang anggota kepolisian berjaga di depan pintu Kedubes Australia, saat Komando Pejuang Merah Putih memprotes kasus penyadapan di depan Kedubes Australia, Kuningan, Jakarta, Jumat (22/11).  (Antara/Zabur Karuru)
Seorang anggota kepolisian berjaga di depan pintu Kedubes Australia, saat Komando Pejuang Merah Putih memprotes kasus penyadapan di depan Kedubes Australia, Kuningan, Jakarta, Jumat (22/11). (Antara/Zabur Karuru)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Deding Ishak berharap, kasus penyadapan yang dilakukan Australia kepada Indonesia, segera rampung. Ia berharap kasus tersebut jadi pelajaran bagi Negeri Kanguru itu.

Deding menyebut, Presiden SBY sudah cukup mewakili harapan masyarakat  Indonesia dalam bersikap kepada Australia pascapenyadapan. "Sikap SBY sudah cukup membela bahwa Indonesia merupakan negara berdaulat yang  punya dignity," ujarnya di Jakarta, Rabu (27/11).

Dikatakan Deding, hubungan diplomatik dengan Australia harus dikawal jangan sampai menimbulkan masalah. Sebab hubungan diplomatik Indonesia dengan Australia menyangkut berbagai kepentingan dari militer, pendidikan hingga pariwisata.

"Banyak turis Australia yang datang ke Indonesia. Ini juga perlu dijaga," ujar Deding.

Saat ini, lanjut Deding, malah muncul kasus penyadapan yang dilakukan Singapura dan Koreas Selatan. Ini juga harus segera dituntaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement