Senin 25 Nov 2013 14:37 WIB

6 Pemikiran SBY Soal Budaya dan Pembangunan

Rep: Esthi Maharani/ Red: Mansyur Faqih
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertukar pikiran dan pengalaman tentang budaya Indonesia di World Culture Forum (WCF), Senin (25/11). Kepada para peserta WCF 2013, SBY membagi enam pemikiran seputar budaya dan pembangunan.

Pertama, kemajuan ekonomi harus seimbang dengan pelestarian terhadap lingkungan. Sehingga diperlukan sistem nilai dan tradisi yang mempromosikan keberlanjutan lingkungan.

"Kita harus mempertahankan sistem yang berkembang di masyarakat adat dan praktik-praktik pengelolaan lingkungan yang mendorong keberlanjutan ekologis," katanya.

Ia menyebut Bali yang selama berabad-abad, masyarakatnya mengadoposi filosofi Tri Hita Karana. Yakni filosofi yang memandang harmoni antara manusia, manusia dan lingkungan, serta manusia dan Tuhan Sang Pencipta.

Kedua, budaya inklusif sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan dengan ekuitas. "Penting bagi kita untuk mengintegrasikan budaya inklusif ke dalam kebijakan dan program pembangunan di semua tingkatan. Ide inklusif juga harus melibatkan partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam lokal dan tradisional Indonesia mereka dikenal sebagai 'masyarakat adat'."

Ketiga, partisipasi perempuan penting untuk meningkatkan inklusivitas dan pembangunan berkelanjutan dengan ekuitas. Ia mencontohkan Ibu Negara Ani Yudhoyono yang memiliki kebiasaan unik yang diturunkan dari ayahnya. Yaitu menanam pohon setiap ulang tahun.

Ia mengatakan Asosiasi Perempuan Indonesia telah mengembangkan tradisi baru menanam jutaan pohon setiap tahun. Mereka melakukan itu secara bersamaan di seluruh Indonesia. Di tingkat nasional, SBY juga langsung memimpin kampanye serupa penanaman satu miliar pohon.

"Saya percaya bahwa dengan cara menanam satu miliar pohon setiap tahun, dalam 20-30 tahun ke depan Indonesia akan berubah menjadi negara jauh lebih hijau," katanya.

SBY juga berharap apa yang dilakukan ini menghasilkan sebuah budaya baru. Yakni menanam pohon demi generasi mendatang. Keempat, budaya bisa sumber pendapatan, menciptakan lapangan kerja, dan pembinaan kewirausahaan.

Menurut laporan PBB, industri budaya dan kreatif merupakan salah satu sektor yang paling berkembang pesat dalam ekonomi global. Di Asia misalnya, tingkat pertumbuhannya mencapai 9,7 persen, di Afrika 13,9 persen, di Timur Tengah 17,6 persen, Amerika Selatan 11,9 persen, Oceania 6,9 persen, dan 4,3 persen di Amerika Utara dan Tengah.

Kelima, pembangunan mensyaratkan ketertiban dan stabilitas. Karenanya, memelihara budaya perdamaian penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Keenam, kerjasama antarnegara harus memberikan prioritas terhadap isu budaya dan pembangunan.

"Saya berharap forum ini akan membantu kita lebih menghargai keterkaitan antara budaya dan pembangunan berkelanjutan. Saya juga berharap forum ini akan membantu kami dalam membentuk kebijakan dan strategi pembangunan berkelanjutan, dengan budaya sebagai pendorong," kata SBY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement