REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jajak pendapat kembali menempatkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo sebagai capres potensial dengan elektabilitas tertinggi. Hasil survei Indikator Politik Indonesia bekerja sama dengan The Indonesian Institute (TII) menunjukkan elektabilitas Jokowi selalu tertinggi dengan simulasi yang berbeda-beda.
"Jokowi itu ibaratnya dalam permainan seperti Pac Man, yang melahap elektabilitas capres lainnya," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia saat memaparkan hasil survei, di Jakarta, Kamis (21/11).
Saat responden ditanyakan pertanyaan terbuka, tanpa menyebutkan daftar capres potensial, sebanyak 18 persen responden memilih Jokowi. Kemudian Prabowo Subianto (6,9 persen), Aburizal Bakrie (5,7 persen), Wiranto (4,2 persen), Susilo Bambang Yudhoyono (2,7 persen). Kemudian Megawati Soekarnoputri (2,3 persen), Jusuf Kalla (1,4 persen), nama-nama lain (5,6 persen). Sedangkan responden yang belum memutuskan pilihannya sebanyak 53,2 persen.
Melalui simulasi semiterbuka dengan 27 nama capres, Jokowi masih mendapatkan elektabilitas tertinggi hingga 35.9 persen. Diikuti Aburizal Bakrie (11,4 persen), Prabowo (11,4 persen), Wiranto (7,8 persen), Megawati (5,9 persen), dan Jusuf Kalla (3,9 persen).
Disesuaikan dengan UU Pemilu Presiden, yang mengharuskan capres dicalonkan oleh 25 persen perolehan suara dan 20 persen kursi parlemen, dipastikan capres maksimal hanya empat orang. Indikator Politik Indonesia kemudian memasukkan nama-nama yang paling memungkinkan dalam simulasi.
Nama-nama yang dimasukkan dalam simulasi merupakan nama yang paling berkuasa di partai dan punya peluang masuk tiga besar. Sehingga terdapat simulasi tiga nama, dan dibuat perbandingan simulasi tiga calon. Simulasi pertama Prabowo versus Aburizal Bakrie versus Megawati. Kemudian, Prabowo versus Aburizal versus Megawati. Dan Prabowo versus Aburizal versus Jokowi.
Menurut Burhanuddin, siapapun lawan Jokowi, dan berapa pun lawannya, Jokowi selalu mendapat suara terbanyak. Namun kalau hanya tiga nama, Aburizal, Megawati, dan Prabowo kemungkinan yang menang putaran pertama Prabowo kemudian melawan Aburizal di putaran kedua. "Tapi bila Prabowo dan Aburizal bersaing dengan Jokowi maka Jokowi menang jauh dari mereka dengan elektabilitas 49,1 persen. Kemungkinan pilpres hanya satu putaran," ujarnya.