REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Indo Barometer, Muhammad Qodari, meyakini calon presiden dari Partai Golkar Aburizal Bakrie tidak mungkin dibatalkan pada forum rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Golkar, di Jakarta, 22-23 November 2013.
"Apalagi, sebanyak 33 DPD I Partai Golkar yang memiliki hak suara dalam pengambilan keputusan tetap solid," kata Muhammad Qodari, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (21/11). Menurut dia, kalau ada suara-suara yang mewacanakan agar dilakukan evaluasi terhadap pengusungan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden, hal itu tidak bisa begitu saja dilakukan karena ada landasan hukum dan rasionalnya.
Terlebih lagi, lanjutnya, Aburizal dipilih secara bulat oleh para peserta yang memiliki hak suara pada Rapimnas Partai Golkar, di Bogor, Jawa Barat, pada Juli 2012. "Forum Rapimnas bisa saja melakukan evaluasi seperti program pemenangan Partai Golkar atau penentuan calon wakil presiden, tapi sangat sulit untuk mengevaluasi pencapresan Aburizal," katanya.
Ketika ditanya, siapa figur calon wakil presiden yang tepat untuk mendampingi Aburizal Bakrie, Qodari mengatakan, ada beberapa nama yang sudah disebut-sebut oleh elite Partai Golkar yakni dari militer, politisi, maupun birokrat.
Mereka adalah, Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Mantan Ketua Mahkamah konstitusi Mahfud MD, Gubernur Jawa Timur/Anggota Dewan Pembina Partai Golkar Sukarwo, dan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan/mantan Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa Khofifah Indarparawansa. "Figur yang pas untuk mendampingi Pak Aburizal berasal dari partai politi tengah dan Islam, karena Golkar adalah partai nasionalis," katanya.
Qodari juga memperkirakan, calon presiden yang akan tampil pada pemilu presiden 2014 kemungkinan dari partai besar yakni Partai Golkar dan PDI Perjuangan. Karena persyaratan untuk mengusung calon presiden, kata dia, harus memperoleh suara pada pemilu legislatif minimal 20 persen.
Selain dua partai besar tersebut, Qodari memperkirakan calon presiden akan diusung oleh gabungan partai tengah seperti, Partai Demokrat, PPP, PKS, PAN, PKB, Gerindra, dan Hanura.