Kamis 21 Nov 2013 17:21 WIB

Kemenkominfo Menduga Australia Sadap Indonesia Lewat Udara

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Karta Raharja Ucu
Penyadapan (ilustrasi)
Penyadapan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menduga, penyadapan Australia terhadap Indonesia lewat udara. Dugaan itu muncul jika operator mengaku tidak terlibat dalam penyadapan tersebut.

Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo, Gatot S Dewa Broto mengatakan, ada kemungkinan potensi penyadapan tersebut berlangsung 'over the air' (OTA). Dan menurutnya itu sulit diidentifikasi.

“Di Jakarta ini, ada yang toko yang menjual alat sadap seharga Rp 400 ribu. Tapi adalah, saya tidak bisa beritahu dimana lokasinya,” kata Gatot pada ROL usai jumpa pers bersama CEO operator penyedia layanan komunikasi di Gedung Kantor Kemenkominfo, Kamis (21/11).

Ia mengatakan, sekarang pihaknya belum bisa menentukan sikap dan mencurigai sejumlah operator. Saat ini, Kemenkominfo akan menunggu laporan jawaban dari masing-masing perusahaan tersebut. Nanti dari tanggapan mereka baru bisa diselidiki mana yang dianggap bermasalah.

Selain itu, bila pihak Australia memberikan tanggapan, maka dokumen penyadapan tersebut dapat diselidiki. Apakah ada keterlibatan langsung dari oknum perusahaan atau tidak langsung seperti memfasilitasi penyadapan.

“Baru kita berani mengklaim kalau pihak tertentu punya korelasi atas penyadapan,” ujarnya.

Presiden Direktur PT XL Axiata, Hasnul Suhaimi mengatakan, penyadapan yang terjadi bisa saja melalui OTA. Secara teknis, telekomunikasi akan melalui udara terlebih dahulu sebelum terhubung ke jaringan telepon. “Saat di udara itulah ada peluang untuk disadap, dan itu terputus dari pihak manapun,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement