Rabu 20 Nov 2013 14:03 WIB

SBY: Presiden Tak Mungkin Ungkap Rahasia Negara di Telepon

Rep: Esthi Maharani/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Foto: Antara/Andika Wahyu
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adanya berita tentang penyadapan intelijen Australia kepada 'lingkaran dalam' Pemerintah Indonesia ditanggapi secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Lewat keterangan persnya, SBY mengungkapkan, sebagai seorang presiden, dia tidak mungkin mengungkap rahasia negara hanya dengan telepon. 

Menurutnya, dia akan memanggil menteri terkait untuk memberi perintah langsung jika ada kebijakan negara yang harus disampaikan.

"Untuk rahasia negara, seorang presiden tak mungkin begitu saja melalui telepon, disampaikan kesana-kemari. Bisa memanggil menteri dan memberi perintah langsung,"ujarnya, di Istana Presiden, Jakarta, Rabu (20/11).

Meski demikian, SBY mengaku tidak paham atas penyadapan yang dilakukan Pemerintah Australia. "Saya melihat ini sebagai masalah serius,"ujarnya.

Presiden pun mengaku, akan mengirim surat langsung kepada Perdana Menteri Tony Abbot untuk meminta klarifikasi tentang penyadapan tersebut. Dia pun meminta Abbot agar memberi respons kepada Pemerintah Indonesia, bukan kepada komunitas dalam negeri Australia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement