Selasa 19 Nov 2013 20:07 WIB

Alasan Ical Pasti Kalah di Pilpres 2014

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Mansyur Faqih
 Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kiri), Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Tantowi Yahya (tengah) dan Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR Setya Novanto (kanan)
Foto: Antara
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kiri), Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Tantowi Yahya (tengah) dan Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR Setya Novanto (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik UI Iberamsjah mengatakan, Partai Golkar akan kalah jika tetap bersikukuh mengusung Aburizal Bakrie (Ical) sebagai capres. Sebab tidak akan ada orang yang mau memilih Ical sebagai presiden.

"Ical sendiri bukan tipe pemimpin yang demokratis. DPD II tidak diberi hak bersuara karena Ical takut bersaing," kata Iberamsjah, Selasa (19/11).

Menurutnya, DPD II tidak mendukung Ical karena bukan pemimpin yang bisa dijual. "Ical hanya cocok jadi penguasaha, pengusaha itu tidak demokratis hanya suka cari untung," ujar Iberamsjah. 

Ia juga menilai, sesumbar Golkar yang menyatakan elektabilitas Ical naik peringat capres tiga besar hanya omong kosong. "Dibandingkan dengan Jusuf Kalla, Prabowo, Wiranto, apalagi Jokowi dipastikan Ical tak mendapat nomor," katanya.

Kalau survei pesanan Golkar, terang Iberamsjah, bisa jadi elektabilitas Ical tinggi. "Ical bisa meraih tiga besar kalau capresnya cuma tiga termasuk dia," terangnya.

Ical, lanjut Iberamsjah, bukan capres pilihan rakyat. Dia bukan orang jawa, bukan tokoh yang bersih dan tidak punya massa yang setia. "Akbar Tanjung punya HMI, Jusuf Kalla punya massa setia. Ical punya apa?" kata Iberamsajah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement