Sabtu 16 Nov 2013 15:45 WIB

Pembangunan Tanggul Lambat, Warga Kemang IFI Dihantui Banjir

Rep: irfan abdurahmat/ Red: Taufik Rachman
   Banjir melanda kawasan rumah padat penduduk di jalan H. Rohimin, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (13/11).   (Republika/Yasin Habibi)
Banjir melanda kawasan rumah padat penduduk di jalan H. Rohimin, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (13/11). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Warga Kemang IFI, keluhkan lambatnya pengerjaan proyek perbaikan tanggul yang jebol. Pasalnya, saat musim penghujan seperti ini, banjir bisa saja datang tiba-tiba.

Sekitar 1.000 kepala keluarga (kk) dari dua Rukun Warga (RW) di Perumahan Kemang IFI, Kelurahan Jati Rasa mengharapkan kepada Pemerintah Kota Bekasi untuk segera menyelesaikan pengerjaan proyek tanggul penahan luapan air Kali Bekasi ini.

Sekitar pertengahan Februari 2013 lalu, tiga titik tanggul penahan air jebol. Alhasil, air setinggi dua meter menenggelamkan pemukiman warga. Menurut keterangan Ketua RW 14, Muslim, kepada Republika, Sabtu (16/11),curah hujan yang tinggi beberapa hari ini, menimbulkan ketakutan sendiri bagi warga.

Dia menegaskan, berharap proyek pembangunan tanggul yang jebol ini bisa segera diselesaikan. "Saya harapkan Pemkot Bekasi segera memperbaiki tanggul ini agar warga semua selamat dan terhindar dari ancaman banjir. Pun, agar tidak sampai terjadi sesuatu yang tidak diharapkan," jelasnya.

Menurutnya, hingga saat ini, proyek pembangunan tanggul terkesan lambat. Dia menambahkan, pihak Pemkot selalu berdalih kerusakan alat dan minimnya SDM menjadi penyebab lambatnya pengerjaan proyek tersebut.

Terpisah, Kepala Bidang Tata Air, Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta) Kota Bekasi, Nurul Furqon menjelaskan, guna menghadapi antisipasi banjir ini, pengerjaan normalisasi saluran air terus dilakukan Disbimarta Kota Bekasi. "Pengerjaan normalisasi dan perbaikan tanggul, sebenarnya telah dilakukan Disbimarta sejak dua bulan ini," ujarnya.

Menurutnya, proses pengerjaan ini dilakukan secara bertahap di 12 Kecamatan yang ada di Kota Bekasi. Disbimarta Kota Bekasi, sambungnya, sejauh ini telah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).

Lanjut dia, pembangunan tanggul permanen nantinya tidak akan berjalan mudah. Sebab, lokasi pembangunan berada persis di pinggir sungai. Sementara terkait bronjong (tanggul semi permanen), Nurul yakin efektif menahan luapan sungai Bekasi.’’Yang menjadi persoalan itu, tanggul tersebut langsung berhadapan dengan bibir sungai. Pemakaian bronjong sebagai tanggul cukup efektif untuk sementara,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement