Senin 11 Nov 2013 15:29 WIB

Teknologi Helikopter MI-17 Sudah Diserap Indonesia

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Yudha Manggala P Putra
Helikopter MI 17
Foto: Antara
Helikopter MI 17

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kecelakaan Helikopter MI 17 milik TNI AD belum bisa diduga penyebabnya. Meski produksi Rusia, namun teknologi helikopter militer tersebut sudah sepenuhnya diserap oleh Indonesia.

Kepala Penerangan Mabes TNI AD, Laksamana Muda Iskandar Sitompul mengatakan, pihaknya tentu sudah menyiapkan pengoperasian, onderdil, bahkan pilot dan teknisi pesawat itu. Mereka sempat disekolahkan ke Rusia untuk mempelajari teknologinya.

“Jadi saat heli itu beroperasi di Indonesia, tentunya sudah tidak ada masalah terkait teknis maupun penerbangnya. Apalagi ini pesawat baru,” kata Iskandar pada Republika saat dikonfirmasi, Senin (11/11).

Dia mengakui, memang ini bukanlah peristiwa pertama kalinya, karena saat berada di Papua, helikopter tersebut pernah melakukan pendaratan darurat, namun lantaran kondisi cuaca yang ekstrem.

Kemudian di Jakarta belum lama ini, pintu pesawat sempat terjatuh hingga menimpa rumah dan kendaraan. Menurut dia, hal itu disebabkan kesalahan penerjun yang secara sengaja mencongkel baut dan pengerat pintu helikopter.

“Kalau yang sekarang, kami belum mau memastikan apa penyebabnya. Sebab, masih menunggu hasil investigasi,” ujar dia.

Secara umum, MI 17 merupakan armada yang dinilai canggih, bahkan banyak negara yang memanfaatkan jenis tersebut. Menurut dia, dugaan sementara seperti power mesin yang mendadak mati, belum bisa dijadikan acuan penyebab kecelakaan.

Investigasi sendiri, kata Iskandar, masih dalam proses. Paling cepat, hasilnya baru keluar setelah tiga hari, bahkan bisa mencapai dua pekan. Dia menambahkan, tim yang melakukan pemeriksaan pun baru on location.

“Nanti hasil investigasi, kami akan melakukan pengecekan terhadap heli. Kalau memang tidak ada masalah, maka MI 17 tetap akan beroperasi,” katanya.

Sebelumnya, Helikopter MI-17 milik TNI AD jatuh di Maliau, perbatasan Kalimantan Utara dan Malaysia. Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (9/11) itu menyebabkan 13 orang meninggal, diantaranya empat anggota TNI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement