REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Putra mahkota Keraton Kasepuhan, PR Luqman Zulkaedin, telah resmi meminang Ratih Marlina dalam akad nikah yang digelar di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Senin (11/11). Kedua mempelai pengantin juga melaksanakan rangkaian prosesi adat di Keraton Kasepuhan.
Rangkaian adat diawali dengan sungkeman yang dilakukan kedua mempelai kepada Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat dan RAS Isye, serta kedua orang tua pengantin wanita. Hal itu sebagai simbol rasa terima kasih dan permohonan doa restu serta keridhoan kMedua orang tua.
Proses sungkeman berlangsung dalam suasana haru. Pasangan pengantin menangis dalam dekapan kedua orang tua mereka.
Usai sungkeman, kidung lara roga yang dilantunkan Ki Dalang Askadi mengalun syahdu. Kidung itu berisi doa keselamatan dan wejangan bagi calon pengantin.
Acara kemudian dilanjutkan dengan adat injek tigan yang dilakukan pasangan pengantin. Adat itu merupakan simbol komitmen dan kesiapan pasangan pengantin mengarungi bahtera hidup baru.
Setelah itu, kedua mempelai melakukan prosesi adat banting kendi tutupe tigan. Hal tersebut sebagai simbol kesiapan dari pasangan pengantin untuk saling menghargai dan memahami kelebihan serta kekurangan masing-masing. Dengan demikian, tercapai keluarga yang harmonis, sakinah mawaddah warahmah.
Prosesi adat berikutnya adalah pupugan. Pupugan ( diganti bumbung bungbas) menjadi simbol kesiapan suami untuk membimbing dan memimpin bahtera rumah tangga dari berbagai cobaan.
Kedua mempelai kemudian melakukan prosesi adat yang terakhir, yakni adep-adep sekul. Tradisi ini menggambarkan keharmonisan pasangan pengantin, saling menghargai dalam jalinan kasih sayang agar rumah tangga yang dijalani sakinah mawaddah wa rahmah.
PR Luqman Zulkaedin, mengatakan, segala adat istiadat dalam pernikahannya itu adalah upaya pelestarian budaya agar tetap terjaga. Dia menyatakan, acara tersebut melibatkan banyak pihak.
''Saya sangat bahagia, ini simbol budaya Cirebon yang harus dilestarikan,'' tandas Luqman.