Kamis 07 Nov 2013 21:25 WIB

Air Kemasan Palsu, Dinkes Lakukan Pemeriksaan Sampel

Air minum kemasan
Air minum kemasan

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan meminta sampel air dari kepolisian setempat menyusul penggerebekan pabrik pengisian air kemasan galon palsu beberapa waktu lalu.

"Kami akan meminta sampel air minum yang dipalsukan tersebut untuk diperiksa di laboratorium supaya bisa mengtahui kandungan di dalamnya," kata Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Dinkes Bantul, Pramudi, Kamis (7/11).

Seperti diberitakan Polres Bantul, pada Rabu (6/11) telah menggerebek pabrik pengisian air kemasan palsu dengan merek terkenal di wilayah Banguntapan, serta mengamankan sejumlah pelaku dan ratusan galon berisi air minum yang dipalsukan.

Menurut dia, jika memang air minum dalam kemasan yang dipalsukan tersebut adalah benar-benar air sumur yang tidak dijamin kesehatannya, maka air dalam kemasan itu dinyatakan tidak layak konsumsi. "Sesuai standar, kandungan mn maksimal 0,5 sementara zat besi 1, jika lebih, maka akan menyebabkan endapan di ginjal," katanya.

Pihaknya menyayangkan tindakan pemalsuan air minum kemasan dengan merek ternama, apalagi pemalsuan air tersebut dilakukan oleh oknum pegawai perusahaan yang bersangkutan. "Dalam kasus ini, jelas masyarakat dan perusahaan terkait yang paling dirugikan, oleh sebab itu kami mengimbau masyarakat untuk terus berhati-hati dalam membeli air kemasan dalam galon," katanya.

Dia menyarankan kepada masyarakat dalammembeli air minum kemasan melakukan pengecekan pada segel dan kondisi airnya. Ia mengatakan, untuk menjamin kesehatan air mineral dalam kemasan, selama ini Dinkes mengeklaim selalu melakukan pengecekan sebulan sekali terhadap Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Bantul.

"Pengecekan hanya pada depot isi ulang, melainkan tidak melakukan cek terhadap air minum galon pabrikan dengan merk terkenal, karena telah mengantongi izin dengan skala internasional," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement