Kamis 07 Nov 2013 17:41 WIB

Pelatihan Sulam Digelar di Tiga Kota

Seni Sulam (ilustrasi)
Foto: Agung Sasongko/ROL
Seni Sulam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Yayasan Sulam Indonesia (YSI) bekerja sama Perusahaan Gas Negara (PGN) mengadakan program inovasi dan peningkatan kapasitas perajin sulam di Indonesia. Pelatihan ini digelar di tiga kota, yaitu Denpasar (Bali), Jember (Jawa Timur), dan Agam (Sumatera Barat).

Program ini berupa pemberian pelatihan dan eksplorasi kepada 60 orang perajin dari tiga wilayah serta bertujuan meningkatkan kapasitas dan kemampuan seni sulam yang telah mereka miliki serta membuka wawasan agar dapat melakukan inovasi pada produk sulaman.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

 

Berjalan mulai bulan Mei dan berakhir bulan Oktober 2013 lalu, program pelatihan ini menghadirkan pakar sulam Lita Jonathans yang memberikan pelatihan secara teknik. Selain itu juga turut dilibatkan desainer fesyen Samuel Wattimena dan Didi Budiardjo.

Direktur Keuangan PGN, Riza Pahlevi mengatakan, kerja sama YSI dan PGN ini dimulai sejak tahun 2012. Awalnya PGN memberikan pinjaman modal usaha kepada para perajin sulam di Bukittinggi. Selain itu PGN juga membina para perajin sulam melalui pelatihan kewirausahaan, pelatihan manajemen keuangan sederhana, dan bantuan promosi produk mitra binaan melalui pameran-pameran.

 

“Sulam merupakan produk kreatif berbasis budaya yang bisa diberdayakan menjadi produk niaga. Kerjasama dengan YSI kembali kami lakukan untuk perkembangan industri sulam Indonesia dan tentunya langkah ini sejalan dengan misi PGN sebagai perusahaan transmisi dan distribusi gas bumi nasional yaitu mewujudkan Indonesia makmur dengan energi baik," kata Riza dalam rilis yang diterima ROL.

Melalui pelatihan di tiga kota, ia berharap terdapat peningkatan pengetahuan dan kapasitas peserta, muncul interaksi antara peserta dan pendamping yang lebih intensif, serta meningkatkan rasa percaya diri dari para perajin agar mandiri dan berkembang mengangkat budaya Indonesia.

 

Ketua Yayasan Sulam Indonesia, Triesna Jero Wacik menyampaikan, yang perlu diperhatikan dalam pengembangan seni sulam di Indonesia adalah produksi termasuk desain dan kualitasnya. "Selain itu perajin juga perlu lebih banyak belajar menerapkan manajemen profesional serta menyelami perkembangan dan selera pasar, di samping melakukan regenerasi keahlian menyulamnya," ujarnya.

YSI dan PGN berkomitmen untuk terus membina dan mengembangkan seni sulam Indonesia sebagai seni yang bukan saja untuk dikagumi, tetapi dirasakan manfaatnya secara ekonomi, terutama bagi para perajin yang sebagian besar adalah ibu-ibu rumah tangga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement