REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Bekasi, Jawa Barat mencatat aksi mogok nasional pada 31 Oktober 2013 hanya berdampak pada segelintir perusahaan.
"Setelah kami data, hanya 16 dari total 1.018 perusahaan di Kota Bekasi yang terdampak aksi mogok nasional," ujar Ketua Apindo Kota Bekasi, Purnomo Narmiadi, Sabtu (2/11).
Menurut dia, sebanyak 11 perusahaan terkena aksi penyisiran yang dilakukan buruh hingga aktivitas produksi lumpuh. "Mayoritas berlokasi di Bantargebang dan Narogong," katanya.
Sementara lima perusahaan lainnya, kata dia, memilih meliburkan karyawannya demi mengantisipasi munculnya kericuhan saat terjadi penyisiran.
Purnomo menyayangkan aksi penyisiran oknum buruh yang menimbulkan kerugian yang sangat besar. "Namun kami belum mendata secara pasti jumlah kerugiannya," katanya.
Purnomo berharap, mekanisme penetapan UMK dapat berjalan sebagaimana mestinya. Sebab kalau dipaksakan, ia khawatir 18 perusahaan yang pada 2013 sudah tidak sanggup memberlakukan pembayaran UMK hingga mengajukan penangguhan bisa kolaps.
"Bahkan jumlahnya bisa lebih bila kenaikannya sangat tinggi dan dipaksakan. Mengingat mayoritas perusahaan di Kota Bekasi merupakan investasi dalam negeri yang masuk kelompok menengah ke bawah," katanya.