REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan, tuntutan buruh yang meminta upah Rp 3,7 juta pada 2014 tidak bisa dipenuhi. Dia menilai, angka tersebut terlalu tinggi sehingga tidak bisa direalisasi.
"Enggak bisa, kita sudah jawab ke mereka," tegas pria yang akrab disapa Ahok ini di kantornya, Selasa (29/10).
Dia juga menanggapi santai ancaman buruh yang ingin menginap di Balaikota hingga tuntutan mereka dipenuhi. "Ya nggak apa-apalah kalau mau menginap," ujarnya.
Sebelumnya, mantan Bupati Belitung Timur ini pernah mengatakan, tuntutan buruh yang ingin Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta naik dari Rp 2,2 juta menjadi Rp 3,7 juta adalah hal yang rasional. Sebab, kata dia, biaya hidup di Jakarta memang tinggi.
Namun demikian, lanjut Ahok, bila buruh menuntut upah dengan nominal tersebut, maka tidak ada perusahaan yang sanggup membayar. "Kalau ngomong biaya hidup di Jakarta yah memang segitu. Tapi ada enggak yang mau bayar anda segitu? Ya kalau enggak ada anda harus realistis. Tidak bisa menuntut seperti itu," ujar dia Jumat (6/9).
Sementara itu, ratusan buruh hingga kini tetap bersikukuh bertahan di depan kantor Balaikota untuk menuntut kenaikan upah menjadi Rp 3,7 juta. Mereka tetap berunjuk rasa meski hujan deras turun.