REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi pencopetan terjadi saat berlangsungnya Jakarta Marathon 2013. Tak tanggung-tanggung, kali ini yang menjadi korbannya seorang pengawal Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Padahal, pihak kepolisian mengaku sudah menerjunkan sebanyak 3.600 personelnya untuk mengamankan kegiatan ini.
Aksi pencopetan yang dialami salah seorang ajudan Jokowi ini bermula saat yang bersangkutan mengamankan sang gubernur saat berada di tengah-tengah keramaian warga. Saat itu, banyak warga yang berebut ingin bersalaman dan meminta foto bersama dengan orang nomor satu di DKI tersebut.
"Saya lihat copetnya, dia dorong-dorong orang gitu. Untung yang mau dicopet langsung sadar dan langsung nepak tangannya. Eh, ajudan saya yang ternyata kecopetan," ujar Jokowi, di sela-sela acara Jakarta Marathon, di kawasan Silang Monas, Jakarta Pusat, seperti dilansir situs beritajakarta.
Dikatakan Jokowi, seorang pria yang diduga pelaku aksi copet langsung diamankan dan telah digelandang ke dalam posko kepolisian. "Makanya, kalau di acara begini-begini itu mesti lihat-lihat samping, banyak (copet) itu," kata Jokowi.
Ajudan Jokowi yang menjadi korban pencopetan, Hengki mengaku, jika telepon genggamnya diambil oleh pencopet. Sebelum berpindah tangan, kata Hengki, telepon genggam tersebut disimpan di saku depan celana. "Saya sibuk mengamankan bapak, tadinya HP ada di kantong sini," kata Hengki sambil menunjuk saku celananya.
Selain pengawal Jokowi, beberapa warga juga menjadi korban aksi pencopetan dalam acara tersebut. Para pelaku mencari kesempatan saat warga sedang berkumpul. Beberapa warga yang kehilangan mengaku tak menyadari aksi pencopetan tersebut.