Jumat 25 Oct 2013 22:15 WIB

Ditanya Soal Menteri SS, Nazar Malah Sebut Anas

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Mansyur Faqih
Nazaruddin
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Nazaruddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan terhadap mantan bendahara umum Partai Demokrat, M Nazaruddin selama empat hari di gedung KPK sejak Selasa (22/10). Usai pemeriksaan, tiba-tiba Nazar bungkam soal keterlibatan menteri berinisial SS di proyek pemerintah beranggaran tahun jamak (multi years).

"Saya diperiksa untuk saksi Anas dalam proyek Hambalang dan kasus-kasus yang lain, yang diperiksa itu adalah dana yang dipakai untuk seorang Anas untuk menjadi calon ketua umum, setelah menjadi ketua umum adalah mencari dana lagi diperintahkan mas Anas untuk mencari dana lagi untuk menjadi calon presiden," kata Nazar usai pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (25/10).

Nazar selesai diperiksa dan keluar dari gedung KPK pada pukul 16.30 WIB. Ia diperiksa di gedung KPK selama empat hari ini. Ia mengaku diperiksa sebagai saksi dalam kasus penerimaan hadiah atau janji terkait proyek Hambalang dan proyek lain dengan tersangka Anas Urbaningrum.

Ia memaparkan proyek yang diperintahkan Anas untuk pencarian dana sebagai capres salah satunya adalah proyek Hambalang. Ia lagi-lagi menyebutkan keterlibatan Bendahara Umum DPP PDI Perjuangan, Olly Dondokambey yang dinilai sebagai anggota DPR yang kebal hukum.

Menurutnya, barang bukti keterlibatan Olly dalam proyek Hambalang lebih kuat dari Angelina Sondakh. Namun sampai saat ini, KPK tidak juga menetapkan Olly sebagai tersangka. 

"Sampai sekarang orang ini kebal hukum, namanya Olly Dondokambey. Dalam proyek Hambalang itu, juga yang terlibat adalah Angie, Wayan koster, di mana terima uangnya sudah dijelaskan secara detail," jelas Nazar.

Saat ditanya lagi soal keterlibatan menteri berinisial SS yang diduga adalah Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi, ia malah berkelit dengan menyebutkan proyek KTP elektronik atau e-KTP. Dalam proyek itu, ia memaparkan kerugian negara sebesar Rp 2,5 triliun. Dalam proyek ini ia juga menyebut Anas.

Saat ditanya lagi mengenai keterlibatan menteri berinisial SS, ia terus bungkam. Ia mengaku semua yang ia ketahui sudah diungkapkan kepada tim penyidik KPK.

"Semua sudah saya ceritakan ke KPK tanpa saya tutup-tutupi, tanpa saya halang-halangi. Semua saya ceritakan supaya uangnya kembali ke negara," ucapnya sambil masuk ke dalam mobil tahanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement