Rabu 23 Oct 2013 22:48 WIB

Pacitan Keluarkan KLB Hepatitis A

Hepatitis A (ilustrasi)
Foto: salingsilang.com
Hepatitis A (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, menetapkan status KLB (kejadian luar biasa) untuk penyakit hepatitis-A di wilayah tersebut, karena penyakit menular yang bisa menyebabkan kematian itu sudah mewabah di kalangan pelajar sekolah maupun umum.

Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan, Suryono, Rabu (23/10), mengatakan penetapan status KLB hepatitis-A diberlakukan karena sebelumnya kasus tersebut dinyatakan tidak pernah ada. "Jadi, secara teoritis kasus ini masuk kejadian luar biasa," terangnya.

Meski, hingga kini belum ada laporan korban jiwa dalam kasus mewabahnya penyakit hepatitis-A di wilayah Pacitan timur tersebut. Namun jumlah penderita, sebagaimana laporan yang diterima Dinkes dari puskemas kecamatan dan puskesmas pembantu (pustu), sudah mencapai 60 orang dengan sebagian besarnya merupakan siswa sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA.

Penyakit yang diakibatkan virus hepatitis ini sendiri diketahui muncul sejak awal bulan Oktober lalu.

Saat itu belasan siswa SD dilaporkan jatuh sakit dengan gejala panas tubuh tinggi, mual dan muntah, serta diikuti menguningnya warna kelopak mata.

Setelah dilakukan pemeriksaan intensif di Puskesmas Ngadirojo, hasilnya diketahui para siswa itu terjangkit penyakit hepatitis A. Selang beberapa hari kemudian, jumlah penderita kian bertambah. Kali ini, giliran siswa SMA yang terjangkit dengan jumlah penderita mencapai 17 orang.

Menurut penjelasan Suryono, meski tingkatannya tidak sebahaya penyakit hepatitis-B, tetapi penyakit ini jika dibiarkan terus menerus tanpa perawatan yang baik bisa menyebabkan penderita meninggal dunia.

Hepatitis A adalah jenis penyakit yang disebabkan virus hepatitis, dengan masa inkubasi selama dua sampai enam pekan. Dalam kurun waktu itu pula virus akan mempengaruhi metabolisme tubuh, sehingga daya tahan kian berkurang. "Daya tahan terus berkurang, virus akan terus menyebar," jelasnya.

Diperkirakan, penyakit tersebut menyebar melalui makanan yang dikonsusmsi oleh siswa. Untuk memastikan, Dinkes Pacitan berinisiatif mengambil sampel makanan maupun jajanan yang dikonsumsi siswa sebelum jatuh sakit, baik yang dijualbelikan di kampung-kampung maupun kantin sekolah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement