REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ratusan karyawan pencatat meteran PT PLN DI Yogyakarta melakukan mogok kerja dari Selasa (22/10) hingga Kamis (31/10) mendatang.
Mereka hanya duduk-duduk di kantor mereka di depan Jogja Expo Center (JEC). Para karyawan ini merupakan tenaga outsourcing PT PLN DIY. Mereka menuntut diangkat menjadi pegawai tetap.
Bambang Sudarsono, Ketua Serikat Pekerja Listrik Nasional (SPLN) Rayon Yogya Utara, mengatakan karyawan outsourcing pencatat meteran yang ada di DIY rata-rata sudah bekerja di atas 10 tahun. Bahkan, Bambang sendiri sudah bekerja selama 23 tahun.
"Di Kota Yogyakarta khususnya Rayon Utara, ada 35 orang dan se-DIY ada 500-an tenaga pencatat meteran ini," ujarnya.
Sebelumnya, kata dia, mereka sudah menggelar aksi demo di kantor Gubernur Jawa Tengah. Untuk aksi mogok kerja ini, pihaknya sudah memberitahu PLN terkait.
Aksi mogok karyawan pencatat meteran ini diakui Bambang akan berpengaruh signifikan pada kinerja PLN. Pasalnya, PLN tidak memiliki angka pasti penagihan penggunaan listrik oleh konsumen.
Meskipun, kata Bambang, PLN bisa saja membuat nilai rata-rata penggunaan listrik oleh konsumen. Namun, nilai tersebut bukan nilai valid penggunaan.
"Itu berarti PLN melakukan kebohongan publik. Karena, di bulan berikutnya, tagihan listtrik akan membengkak," katanya.