Senin 21 Oct 2013 13:19 WIB

Calon Menantu Sultan Jalani Prosesi 'Nyantri'

Putri keempat Raja Keraton Ngayogyakarta Sri Sultan HB X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu (kiri) didampingi calon suami, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro, saat jumpa pers di Keraton Yogyakarta, Jumat (11/10).
Foto: Antara
Putri keempat Raja Keraton Ngayogyakarta Sri Sultan HB X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu (kiri) didampingi calon suami, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro, saat jumpa pers di Keraton Yogyakarta, Jumat (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Calon menantu Sri Sultan Hamengkubuwono X, KPH Natanegara, menjalani prosesi nyantri di Bangsal Kesatrian Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Senin (21/10), sebagai awal rangkaian acara pernikahan agung.

Prosesi nyantri tersebut diawali dengan penjemputan calon mempelai pria oleh utusan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dari Mangkubumen menuju Bangsal Kasatrian menggunakan tiga kereta keraton yang dikawal 26 pasukan berkuda TNI AD.

Dalam prosesi nyantri tersebut Adik Sri Sultan Hamengkubuwono X, KGPH Hadiwinoto, memerintahkan abdi dalem untuk menjemput calon mempelai pria beserta orang tua dan rombongan pukul 09.00 WIB, menuju Kagungan Dalem Mangkubumen melalui Kagungan Dalem Regol Kemagangan.

Di Regol Magangan, rombongan KPH Harya Natanegara beserta keluarga disambut oleh para kerabat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk selanjutnya menuju Bangsal Kasatriyan.

Sementara itu di saat yang sama, mempelai wanita Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu juga dilepas untuk mengikuti prosesi nyantri di Kagungan Dalem Sekar Kedhaton. Seusai menjalani prosesi nyantri selama beberapa jam, selanjutnya mempelai pria mengikuti upacara siraman dengan air yang berasal dari tujuh sumber.

Upacara siraman dimulai dengan doa oleh Nyai Kangjeng Raden Penghulu Dipodiningrat dilanjutkan dengan siraman pertama oleh GKR Hemas, didampingi GKR Pembayun serta sesepuh putri dari mempelai pria, diakhiri Nyai Kangjeng Raden Penghulu Dipodiningrat yang memulai wudhu dan menutupnya dengan doa.

Seusai prosesi siraman, mempelai pria dipersilakan kembali ke Kasatrian untuk beristirahat dan mempersiapkan diri menjalani prosesi Tantingan yang akan dilakukan pada Senin pukul 18.30 WIB.

GKR Bendoro, adik mempelai putri GKR Hayu, di sela-sela prosesi mengatakan dahulu nyantri dilakukan selama 40 hari, namun dipersingkat menjadi sehari semalam, selanjutnya untuk proses pernikahan saat ini hanya dilakukan beberapa jam saja.

"Kalau (proses pernikahan) saya dulu proses nyantri sehari semalam. Kalau sekarang beberapa jam saja," katanya.

Budayawan Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Joko Suryo di lingkungan keraton mengatakan prosesi nyantri merupakan tahapan untuk memperkenalkan kehidupan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat kepada calon menantu.

"'nyantri' juga dapat dimaknai sebagai sebuah proses menjadi manusia yang sempurna. Dalam proses itu calon mempelai pria diberikan waktu untuk mensucikan diri, mendekatkan diri kepada Allah agar dapat ridho dari-Nya," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement