Rabu 16 Oct 2013 12:35 WIB

Tahun Depan, Masjid Istiqlal Tak Akan Sebar Daging Kurban

Rep: Hannan Putra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Prof Dr KH Ali Mustafa Yakub MA Pimpinan dan Pengasuh Darussunnah Institute for Hadis Sciences Indonesia-Malaysia
Foto: Republika/Damanhuri Zuhri
Prof Dr KH Ali Mustafa Yakub MA Pimpinan dan Pengasuh Darussunnah Institute for Hadis Sciences Indonesia-Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjid Istiqlal KH Ali Mustafa Ya'qub mengatakan, keributan yang terjadi akibat distribusi daging kurban menjadi hal yang harus segera dievaluasi.

Secara moral, Ali mengaku turut bertanggung jawab akan tragedi tersebut. "Meskipun ditangani oleh badan pengelola dan pelaksana Masjid Istiqlal, tapi secara moral Imam Besar juga bertanggungjawab. Ini Insya Allah akan segera kita evaluasi," ujarnya kepada Republika, Rabu (16/10).

Ali menyayangkan kejadian distribusi daging kurban tersebut bisa merengut nyawa. Ia mengusulkan, jika tidak dapat terkelola dengan baik, tahun depan Masjid Istiqlal tidak menyemblih dan membagikan hewan qurban lagi.

"Kita akan tawarkan opsi. Tahun depan Masjid Istiqlal hanya menerima hewan qurban tapi penyembelihan dan pembagiannya akan kita serahkan ke masjid-masjid lain di Jakarta," jelas Ali.

Menurutnya, opsi untuk berkoordinasi dengan masjid-masjid lain untuk penyemblihan dan pendistribusian hewan qurban merupakan solusi paling aman untuk menghindari kecelakaan akibat distribusi daging kurban.

Pembagian daging kurban di Masjid Istiqlal, Jakarta, berakhir ricuh. Warga yang berdesak-desakan saat mengambil paket kurban membuat seorang kakek berusia 60 tahun tewas. Diketahui, kakek tersebut adalah warga Sawah Besar, Jakarta.

Aparat keamanan padahal sudah menurunkan 200 unit kepolisian dan TNI. Personil tersebut berasal dari Polsek Sawah Besar, Polres Jakarta Pusat, Polda Metro Jaya, Polisi Pamong Praja (Pol PP), dan Komando Rayon Militer (Koramil). Namun, tetap saja kericuhan tak dapat terhindarkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement