REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengusulkan Situs Sangiran sebagai pusat kajian evolusi manusia tingkat internasional kepada UNESCO (organisasi PBB untuk urusan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya).
"Proposal usulan tersebut sudah disampaikan ke UNESCO pada Agustus 2013," kata Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Harry Widianto, di Kudus, Rabu (9/10).
Ia mengatakan, proposal tersebut mengusulkan Situs Sangiran yang ada di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, sebagai kategori dua center UNESCO atau sebuah lembaga penelitian internasional untuk evolusi manusia.
Lembaga tersebut, kata dia, akan menjadi tempat penelitian, pelestarian dan pengelolaan.
Nantinya, kata dia, lembaga penelitian untuk evolusi manusia tersebut berada di bawah pengawasan UNESCO.
Dengan usulan tersebut, maka pemerintah sudah melangkah untuk kedua kalinya, setelah sebelumnya ditetapkan menjadi warisan dunia, sekarang diusulkan jadi pusat penelitian. "Jika prosesnya lancar, UNESCO akan melakukan studi kelayakan pada akhir Desember 2013 atau awal Januari 2014," ujarnya.
Selanjutnya, kata dia, akan digelar sidang penetapan pada April 2014 lewat sidang umum. Apabila disetujui, katanya, Situs Sangiran akan terkoneksi dengan semua situs di dunia. Bahkan, lanjut dia, pemerintah juga merencakan penganggaran untuk melakukan penelitian selama enam tahun ke depan yang dimulai tahun 2014.
"Diperkirakan anggaran untuk setiap tahunnya mencapai Rp 6 miliar untuk mendukung penelitian, pelestarian dan pengelolaannya," ujarnya.