REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar, Hajriyanto Thohari menilai Chairunnisa sebagai sosok politisi yang unik. Karena anggota Komisi II DPR yang baru ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu berbeda dengan politisi kebanyakan.
"Kalau orang lain kan biasanya maunya naik jabatan. Nah kalau Ibu Chairunnisa ini berbeda. Dia malah minta diturunkan jabatannya dari Ketua DPP Partai Golkar menjadi Wasekjen," kata Hajriyanto, Jumat (4/10).
Sebelumnya, politisi dari daerah pemilihan Kalimantan Tengah itu menjabat sebagai Ketua DPP Bidang Seni dan Budaya. Namun, atas permintaan sendiri dia minta diturunkan jabatan menjadi Wasekjen Partai Golkar.
"Jadi dia ini tokoh yang innocent, unik. Orang lain ingin naik jabatan, dia justru ingin mundur," ungkap Wakil Ketua MPR tersebut.
Golkar, ujar Hajriyanto, masih menghormati Chairunnisa secara hukum. Karena hukum mengharuskan asas praduga tak bersalah diterapkan kepada semua warga negara sebelum ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
Namun, Golkar juga akan mempertimbangkan keberadaan Chairunnisa sebagai anggota DPR aktif, dan fungsionaris partai. Sebab, bila yang bersangkutan masih terbelit kasus hukum dikhawatirkan kosentrasinya terhadap tugas sebagai anggota legislatif akan terganggu. Begitu pula jabatannya sebagai pengurus partai.
"Partai Golkar pekan ini akan segera membahas status Ibu Chairunnisa. Namun sebagaimana anggota DPP Golkar lainnya, yang punya masalah diminta vakum dulu," ungkapnya.