Jumat 04 Oct 2013 06:00 WIB

Syarat-Syarat Menjadi Anggota Cakrabirawa, Pasukan Pengawal Bung Karno

Sukarno dan Wakil Komandan Resimen Cakrabirawa, Kolonel Maulwi Saelan
Foto: dokrep
Sukarno dan Wakil Komandan Resimen Cakrabirawa, Kolonel Maulwi Saelan

REPUBLIKA.CO.ID, oleh wartawan Republika: M Akbar Wijaya

"Dahulu aku biasa keluar istana diam-diam, kadang-kadang seorang diri. Sejak ada Cakrabirawa hal ini tak mungkin lagi kulakukan. Suatu pagi setelah diam-diam keluar istana, aku mendapatkan sehelai nota  yang isinya penuh hormat tapi tegas. Tertulis demikian: 'Bapak yang tercinta. Kami bertanggungjawab atas keselamatan Bapak. Karena itu kami mohon dengan sangat agar bapak tidak lagi diam-diam menyelinap keluar. (tandatangan) Para pengawal Bapak'.” Soekarno mengenang salah satu pengalamannya bersama Cakrabirawa.

Bekerja menjadi pengawal presiden bukan kerja gampang. Di dalamnya dituntut kemampuan berupa fisik, mental, dan emosional yang mumpuni. Lebih dari itu, seorang pengawal presiden juga mesti memiliki jiwa pengabdian dan kesediaan berkoban demi keselamatan orang yang dikawalnya. Penanggung Jawab sekaligus Pemimpin Redaksi Majalah Tjakrabirawa, Mayor CPM, Haroen menuliskan sejumlah persyaratan ketat bagi calon anggota Cakrabirawa.

Dari segi mental ada lima persyaratan yang mesti dimiliki seorang anggota Cakrabirawa:

1. Warga negara Indonesia yang tidak disangsikan loyalitas dan kesadaran nasionalnya.

2. Bernilai Manipol-Usdek.

3. Tidak pernah absen dalam perjuangan Republik Indonesia dalam segala fase (untuk junior aktif dalam fase terakhir).

4. Melalui pendidikan khusus.

5. Konduite baik daripada kesatuan asalnya.

Di samping persyaratan mental, calon anggota Cakrabirawa juga mesti memenuhi persyaratan fisik dan kemampuan teknis.

1. Mahir menembak.

2. Mahir melepar pisau.

3. Bersedia mengorbankan jiwa untuk kepentingan tugasnya.

4. Berkondisi fisik untuk tujuan kerja.

Namun, metal dan fisik tersebut bukan jaminan bagi seorang prajurit bisa bergabung menjadi anggota Cakrabirawa. Haroen mengatakan keputusan merekrut anggota Cakrabirawa tetap berada di tangan Komandan Cakrabirawa.

Komandan Cakrabirawa, Birgadir Jendral Saboer dalam tulisannya yang berjudul 'Sendi-sendi dan Dasar Pemikiran Pembentukan Resimen Cakrabirawa' menuturkan, para prajurit TNI yang ditugaskan menjadi anggota Cakrabirawa haruslah prajurit terbaik di masing-masing angkatan. “Anggota-anggota angkatan yang ditugaskan dalam Resimen Cakrabirawa adalah PUTRA-PUTRA UTAMA DARI TIAP ANGKATAN (huruf besar sesuai penulisan asli) yang benar-benar terpilih dan merupakan KEBANGGAAN DARI TIAP ANGKATAN,” tulis Sabur di Madjalah Bulanan Tjakrabirawa edisi kedua yang terbit November 1962.

Tak cukup hanya memenuhi persyaratan fisik dan mental, Saboer juga menekankan pentingnya persyaratan emosional para anggota Cakrabirawa dalam memahami karakter Bung Karno. Hal ini karena menurutnya seorang anggota Cakrabirawa tidak hanya bertugas menjaga keamanan dan keselamatan presiden, melain juga memenuhi segala keperluan-keperluan yang dibutuhkan presiden dalam bertugas.

1. Prajurit yang loyal dan mengerti terhadap pribadi Bung Karno dalam arti fisik dan mental.

2. Prajurit yang loyal dan mengerti terhadap konsepsi  Bung Karno berarti loyal terhadap negara dan bangsa.

3. Prajurit yang loyal dan mengerti terhadap pelaksanaan konsespsi Bung Karno.

4. Prajurit yang loyal dan mengerti terhadap revolusi Indonesia.

5. Prajurit yang rela dan ikhlas berkorban untuk pribadi Bung Karno.

6. Prajurit yang memiliki (kemampuan) teknis yang tinggi untuk melaksanakan tugasnya.

“Persyaratan yang terakhir ini harus dipenuhi dan menjadi titik berta dari persyaratan (mental dan fisik-pen) mengingat bahwa penugasan dalam Resimen Cakrabirawa atas dasar KEHORMATAN dan KEPERCAYAAN,” tulis Saboer.

Sebagai komandan, Saboer menyadari beratnya beban tugas yang dihadapi setiap anak buahnya. Dia meminta masing-masing kesatuan memperhatikan kesejahteraan para prajurit Cakrabirawa. Menurut Saboer perlu azas keseimbangan dan kewajaran dalam menggaji para anggota Cakrabirawa.  “Pemberian kebutuhan pokok harus dijaga jangan sampai berlebihan sehingga berakibat mengabdi pada kebendaan. Sebaliknya bila tidak dijaga antara kebutuhan dan padatnya penugasan akan mengurangi kewaspadaan dan kesiap-siagaan,” pesan Saboer.

Saat HUT TNI Sukarno secara khusus menyampaikan harapan kepada Cakrabirawa:

"Kepada semua anggota Tjakrabirawa!"

Tahukah kamu untuk apa Tjakrabirawa diadakan?

Setialah kepada tugasmu!

Aku melimpahkan kepercayaan penuh kepadamu!

Presiden/Panglima Tertinggimu

Soekarno

Jakarta 5 Oktober 1962

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement