Rabu 02 Oct 2013 17:45 WIB

'Kesempatan yang Setara di APEC 2013'

Rep: Lingga Permesti/ Red: Djibril Muhammad
Pekerja memasang baliho KTT APEC 2013 menjelang berlangsungnya kegiatan internasional itu di Nusa Dua, Bali, Senin (30/9). Kawasan Bali Tourism Develompent Corporation (BTDC) yang menjadi pusat kegiatan KTT APEC 2013 akan disteril dari kendaraan pribadi un
Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/Koz/Spt/13.
Pekerja memasang baliho KTT APEC 2013 menjelang berlangsungnya kegiatan internasional itu di Nusa Dua, Bali, Senin (30/9). Kawasan Bali Tourism Develompent Corporation (BTDC) yang menjadi pusat kegiatan KTT APEC 2013 akan disteril dari kendaraan pribadi un

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Pertemuan APEC Concluding Senior Officials' Meeting (CSOM) kembali dilanjutkan pada Rabu, 2 Oktober 2013. Pada pertemuan hari kedua ini, Indonesia mendorong agar seluruh Ekonomi APEC dapat bersama-sama memastikan kesempatan yang setara dapat dimiliki seluruh lapisan masyarakat.

"Harus ada kesempatan yang sama bagi seluruh masyarakat Indonesia mulai dari para pebisnis besar hingga petani, nelayan, kaum perempuan, dan sektor UKM dalam peran mereka untuk membangun ekonomi daerah dan nasional," kata Direktur Jenderal Asia-Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri merangkap Ketua Sidang Pejabat Senior APEC 2013 (Senior Officials’ Meeting 2013), Duta Besar Yuri O. Thamrin dalam pernyataan resminya, Rabu (2/9).

Sementara itu, capaian yang telah disepakati Senior Officials Ekonomi APEC pada hari kedua CSOM antara lain mendukung peningkatan daya saing global untuk sektor UMKM dan perempuan; peningkatan akses keuangan bagi invididu dan SME, peningkatan kesejahteraan petani dan mengembangkan rencana pencapaian ketahanan pangan di kawasan Asia Pasifik; pengembangan model sistem kesehatan yang berkelanjutan; mengarusutamakan isu-isu kelautan; menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan teknologi dan inovasi; mengoptimalkan pengembangan energi bersih, baru dan terbarukan guna mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak bumi.

"Kita pastikan agar hasil di APEC 2013 ini tidak mengawang-awang," kata Duta Besar Yuri Thamrin, seusai menutup Pertemuan Pejabat Tinggi APEC ini.

Ia juga menekankan mengenai hal-hal yang urgent dibutuhkan rakyat Indonesia saat ini untuk bisa memajukan perekonomiannya, seperti memudahkan akses keuangan bagi UKM, meningkatkan pendidikan bagi perempuan, mendorong pertumbuhan industri jamu Indonesia dengan memperkenalkan jamu sebagai obat alternatif, dan masih banyak upaya konkret lainnya yang terangkum dalam 20 gagasan Indonesia pada APEC 2013.

CSOM APEC 2013 adalah pertemuan terakhir para Pejabat Tinggi APEC dalam rangkaian pertemuan puncak APEC Indonesia 2013 yang berlangsung pada 1-8 Oktober 2013.

Di pertemuan hari pertama kemarin, Ekonomi APEC telah menyepakati upaya untuk mendorong perdagangan di kawasan dan memajukan inisiatif yang berkaitan dengan konektivitas seperti pembangunan dan investasi infrastruktur.

 

Hasil pertemuan CSOM akan dilaporkan pada pertemuan APEC Ministerial Meeting tanggal 4-5 Oktober 2013. Semua hasil akhir akan dibahas dan disahkan para Pemimpin APEC saat mereka bertemu di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada APEC Economic Leaders’ Meeting tanggal 7-8 Oktober 2013.

APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) yang didirikan pada tahun 1989 adalah forum kerja sama ekonomi di lingkar Pasifik dengan 21 anggota ekonomi. Anggota ekonomi APEC adalah Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Chinese Taipei, Thailand, Amerika Serikat, dan Viet Nam.

 

Faktanya, APEC memberikan manfaat yang signifikan bagi Indonesia. Total perdagangan Indonesia di tahun 1989 ke seluruh Ekonomi Anggota APEC adalah US$ 29,9 milyar. Pada 2011, angka ini naik menjadi US$ 289,3 milyar, atau terjadi peningkatan hingga hampir sepuluh kali lipat dalam 22 tahun terakhir.  

Pada 1994, nilai FDI masuk ke Indonesia dari seluruh Ekonomi Anggota APEC adalah US$ 2,5 miliar. Pada 2011, angka ini meningkat menjadi US$ 10,6 miliar atau peningkatan sebesar lima kali lipat dalam 17 tahun terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement